Penulis
Intisari-Online.com - Yang jelas, hubungan seksual memudahkan masuknya mikroorganisme dari alat vital bagian bawah ke bagian atas, karena bakteri pada pria yang menjadi pasangan wanita tersebut membonceng di ujung-ujung sperma.
Pemakaian tampon merupakan salah satu dari banyak faktor yang bisa mempengaruhi penyakit radang rongga panggul (pelvic inflammatory disease = PID), karena tampon mengubah jumlah oksigen di puncak vagina. Hal itu akan mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme tertentu yang banyak sekali di masa haid.
Dulu gonorrhoea (GO) dianggap penyebab utama infeksi rongga panggul pada wanita tetapi kini muncul keyakinan, setengah dari infeksi itu disebabkan mikroorganisme seperti chlamydia.
Sementara teori lain menyatakan, hubungan seks di masa haid juga membantu mikroorganisme berkembang biak, karena darah merupakan medium sempurna bagi organisme untuk memperbanyak diri. Memang ada beberapa penjelasan untuk itu. Ajaran agama melarang hal itu mengingat kesakralan hubungan suami-istri. Sedangkan dari kacamata biologis, kecuali kalau Anda mengidap kelainan semisal perut kejang setiap datang bulan, kembung atau rasa nyeri yang sangat mengganggu, sebetulnya kalau mau hubungan itu bisa saja dilakukan. Ada pengalaman empiris beberapa wanita yang menyatakan bahwa kenikmatan hubungan seksual bisa membantu menghilangkan rasa sakit akibat datang bulan.
Di lain pihak dengan adanya pendarahan, beberapa akibat samping yang muncul justru lebih mendatangkan kerugian, misalnya tumbuhnya mikroorganisme penyebab penyakit. Baik yang akan menyerang si wanita maupun pasangannya. Jadi tidak melakukan hubungan seks dalam masa haid bisa membantu mengerem perkembangan mikroorganisme. (Kesehatan Suami Istri)