Penulis
Intisari-Online.com -Beruntunglah pasangan yang belum lama menikah istri langsung hamil. Sementara ada banyak pasutri lain yang sudah bertahun-tahun menikah tak kunjung mendapatkan momongan.Kesuburan memang menjadi momok buat sebagian pasutri. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, sekitar 80 juta pasangan di seluruh dunia belum dikaruniai keturunan. Sedangkan di Indonesia, data dari berbagai sumber mencatat angka infertilitas 1 - 2 juta pasutri. Perlu diingat, infertilitas tidak sama dengan kemandulan. Para ahli medis di bidang reproduksi mengartikan infertilitas sebagai kekurangmampuan pasutri untuk menghasilkan keturunan. Mereka hanya kurang mampu, bukannya tidak mampu. Pasutri baru dikategorikan mengalami infertilitas bila tidak juga mengalami pembuahan, sekalipun sudah melakukan hubungan seksual secara teratur - tanpa kontrasepsi - dalam periode setahun.
Tidak bisa sembarang waktu
Hubungan seksual yang berujung kehamilan harus dilakukan pada masa subur seorang perempuan. Masa subur biasanya jatuh 14 hari sebelum masa menstruasi mendatang. Pada masa ini, indung telur mengeluarkan sel telur untuk kemudian berdiam di dalam rahim. Biasanya, daya tahan sel telur hidup di dalam rahim paling-paling hanya 48 jam. Pada saat sel telur sedang ngendon di rahim inilah, kehadiran sperma diharapkan. Pertemuan keduanya inilah yang kemudian membentuk janin, calon buah hati pasutri. Teorinya memang sesederhana itu, tapi kenyataannya ada banyak kendala yang menghalangi pertemuan sel telur dan sperma. Kendalanya bisa berasal dari pria maupun perempuan.
Penyebab terjadinya infertilitas pada perempuan biasanya karena adanya gangguan pada organ reproduksi atau pada proses ovulasi. Gangguan organ reproduksi yang dialami kaum perempuan bisa datang dari saluran telur yang tersumbat, adanya kista ataupun endometriosis di organ reproduksi mereka. Sedangkan gangguan proses ovulasi biasanya karena adanya masalah hormonal, yang salah satunya terkait dengan berat badan.Tubuh yang terlalu kurus ataupun gemuk akan menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan hormon. Karenanya, amatlah penting bagi kaum perempuan untuk menjaga berat badan ideal. Menurut catatan para ahli, ketika seorang perempuan berhasil mencapai berat badan ideal, 70% dari mereka berhasil hamil.Pada pria, infertilitas umumnya disebabkan adanya gangguan di "pabrik" sperma. Entah sel sperma yang dihasilkan sedikit atau tidak sama sekali. Atau, sel sperma tidak mampu mencapai sel telur dan membuahinya karena bentuk sperma tidak normal yang mengakibatkan pergerakannya pun tidak normal.
Selain faktor yang sudah disebutkan itu, usia juga ikut mempengaruhi kesuburan. Seorang perempuan mengalami puncak kesuburan mulai dari usia 20 - 30-an tahun. Seiring dengan bertambahnya usia, kemampuan indung telur melepaskan telur akan menurun. Otomatis kesehatan sel telur yang dihasilkan juga menurun. Sedangkan pada pria, masa kesuburan mereka lebih panjang. Sampai usia 35 tahun saja, menurut catatan para ahli, hanya 15% yang gagal membuahi sel telur.
Cari bantuan
Ketika ketidaksuburan terjadi, bukan tak ada jalan keluarnya. Dokter biasanya akan meminta pasutri untuk melakukan serangkaian tes. Untuk kaum pria, dokter akan melakukan tes kadar hormon pria dan tes sperma. Pada tes sperma, akan diamati jumlah, bentuk, dan pergerakannya. Sedangkan pada kaum perempuan, dokter mencermati apakah terjadi proses ovulasi setiap bulannya dan juga kesehatan organ reproduksinya.Dari sini barulah dokter menentukan tindakan untuk mengatasi masalah ketidaksuburan. Apakah cukup dengan obat atau tindakan lain seperti inseminasi, bayi tabung, atau cara lainnya demi menghadirkan si Buyung atau si Upik yang akan meramaikan kehidupan pasangan suami-istri.