Find Us On Social Media :

Perhatikan Ini Saat Mengenalkan Seks pada Anak

By Inasshabihah, Kamis, 27 Maret 2014 | 20:00 WIB

Perhatikan Ini Saat Mengenalkan Seks pada Anak

Intisari-Online.com - Salah satu topik yang paling susah dibicarakan seorang ibu kepada anaknya adalah soal seks. Tapi seiring perkembangan waktu, topik ini menjadi krusial mengingat banyak penelitian menunjukkan 70 persen anak SMA sudah melakukan seks. Penting bagi ibu untuk menjaga komunikasi yang stabil dan terbuka dengan anaknya mengenai hal ini.Psikoterapis Mary Jo Rapini, M. Ed, LPC. dan praktisi OB/GYN Janine J. Sherman dalam bukunya "Start Talking: A Girl's Guide For You and Your Mom About Health, Sex or Whatever" menawarkan tips mengatasi dilematis ini. Berikut, 5 tips mengajarkan seks pada anak.(Baca juga: Jangan Risih Bicara Seks Pada Anak)1. Tak perlu buru-buruadakan sesi khususKebanyakan ibu tak tahu kapan harus mulai berbicara. Kadang ia merasa terlalu cepat, atau sudah terlambat untuk bicara tentang seks. "Ibu sebaiknya membiarkan percakapan ini datang sendirinya, misalnya saat mereka melihat perempuan hamil dan bertanya bagaimana itu terjadi, maka jelaskanlah secara simpel," kata Janine.Menurut Janine, tak perlu membuat sesi khusus dengan mendudukkan anak untuk bicara tentang seks. Justru ini akan membuatnya tak nyaman dan menutup diri, lho. Sesi khusus ini penting jika memang ada masalah mengenai seks yang menimpa anak Anda."Ketika tubuh putrinya mulai berubah, itulah kesempatan bagi ibu untuk menjadi lebih sadar dan membuat upaya lebih untu berbicara dengan putrinya tentang hubungan dan seks," imbuh Mary Jo.2. Mulailah dari proses melahirkanMary Jo mengusulkan agar ibu mulai bicara mengenai seks dengan anaknya tentang seksualitas dengan cara yang santai dan normal. Misalnya, ceritakan tentang proses kelahiran. Tak perlu manusia, tapi proses melahirkan pada binatang. Ini bisa memancing anak untuk bertanya lebih jauh, dan Anda dapat mengarahkannya pada pembicaraan tentang seks.3. Jelaskan seperti apa seharusnya seks ituAlih-alih hanya mencoba menakuti anak Anda dengan ancaman kehamilan dan penyakit menular seksual, ibu harus menekankan alasan lain mengapa penting untuk menunggu waktu tepat sebelum berhubungan seks. "Pertama, jelaskanlah bahwa sebelum melakukan seks harus ada untuk hubungan jangka panjang berkomitmen. Diperlukan wanita yang sudah cukup dewasa untuk berada dalam hubungan ini, jadi tak mungkin sebelum usia 18 tahun. Kedua, ajarkan anak Anda bahwa seks bukan berarti cinta, dan gadis-gadis muda sering mengalami kesulitan membedakan cinta dan seks," jelas Janine.(Baca juga: Tips Pendidikan Seks Bagi Anak)4. Jelaskan: mengapa seks harus menunggu?Mary Jo menawarkan beberapa alasan yang Anda dapat berikan pada anak Anda tentang mengapa harus menunggu untuk seks: a) Hubungan dewasa membutuhkan wawasan dan pemahaman emosional. Sehingga, anak berusia 18 tahun belum tentu bisa mengambil tindakan dan pilihan. Malah bisa jadi seks akan merugikan dirinya.b) Otak manusia belum sepenuhnya dikembangkan sampai usia 21 tahun. Sulit untuk membuat pilihan yang bijak tentang seks jika bagian dari otak Anda belum dikembangkan untuk membantu Anda memahami konsekuensi, sebab dan akibat. c) Merasakan pergolakan hormon itu normal, tapi keputusan ananda penting karena ini berkaitan dengan seluruh hidup Anda. d) Ada banyak cara untuk mengungkapkan kasih sayang, selain seks. Ibu harus membantu anaknya mencari cara lain itu.5. Saat terlanjur tak nyaman...Lalu bagaimana jika Anda terlanjur sudah membicarakan seks dengan anak, dan terjadi kecanggungan? Mary Jo berpendapat, anak harus memberi kesempatan pada sang anak untuk memberi pendapatnya, dan jangan menuntutnya untuk bicara mengenai seks dulu. "Sarankan anak untuk menulis, banyak anak perempuan lebih nyaman dengan cara ini, bicarakan mengenai pandangannya tentang selebriti dan pilihan yang mereka buat, bertanya siapa yang dia rasa paling dekat dengannya. Bicarakan juga tentang bagaimana hubungan itu dimulai. Yang paling penting adalah untuk melibatkannya pada topik yang ia anggap menarik," lanjut Mary. (sheknows.com)