Find Us On Social Media :

Keputihan Bisa Meningkatkan Risiko Kemandulan?

By Axel Natanael Nahusuly, Senin, 26 Mei 2014 | 12:00 WIB

Keputihan Bisa Meningkatkan Risiko Kemandulan?

Intisari-Online.com - Keputihan merupakan hal yang normal dialami oleh wanita, terutama sebelum atau setelah masa haid. Namun jika terjadi dalam jangka panjang, disertai tanda-tanda fisik yang tidak normal, maka keputihan bisa meningkatkan risiko kemandulan.

Dokter spesialis kebidanan Gita Pratama mengatakan, keputihan yang normal berwarna bening, tidak berbau, dan tidak terlalu banyak. Namun jika lendir keputihan memiliki ciri berwarna kuning, berbau, serta kental, bisa jadi merupakan tanda infeksi di vagina. 
 
"Bila berlangsung dalam waktu lama, keputihan ini berisiko untuk naik ke dinding vagina hingga ke saluran tuba dan membuat infeksi di sana," kata Tomi, sapaan akrabnya, dalam talkshow bertajuk "Reproduksi Sehat Keluarga Hangat" oleh Laboratorium Klinik Prodia di Jakarta, Sabtu (24/5/2014).
 
Tomi menjelaskan, saat terjadi infeksi di saluran tuba maka akan terjadi peradangan yang menimbulkan luka. Kemudian sistem imun akan melakukan perannya dalam memulihkan infeksi tersebut. Bagi sebagian orang, proses pemulihan tersebut akan menimbulkan jaringan parut di saluran tuba.
 
"Jaringan parut itulah yang kemudian menutup saluran tuba. Ini akan membuat sel telur yang sudah matang dari ovarium sulit mencapai saluran tuba. Begitu pula sperma, sulit untuk mencapai sel telur," terang dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Kencana ini.
 
Keputihan sebenarnya merupakan cairan yang dikeluarkan oleh organ kewanitaan yang normal dikeluarkan setiap bulan. Lendir akan keluar lebih banyak di waktu-waktu tertentu seperti setelah ovulasi atau menjelang menstruasi.(Baca juga: Tips Merawat Daerah Intim di Musim Hujan
 
Tomi mengatakan, jika keputihan keluar banyak di luar waktu tersebut serta memiliki ciri-ciri infeksi, sebaiknya jangan diabaikan. Ini untuk mencegah terbentuknya luka parut yag menghalangi jalan menuju sel telur.
 
Luka parut ini ini bisa timbul bahkan sebelum seseorang aktif secara seksual. Karenanya jika mengalami keputihan yang tidak normal perlu segera diperiksakan.
 
Secara medis, kondisi peradangan pada organ-organ reproduksi wanita disebut penyakit inflamasi pelvis. Peradangan bisa terjadi pada rahim, saluran tuba, dan organ reproduksi lainnya. Penyakit ini biasanya tidak bergejala sehingga menyulitkan untuk dideteksi. Karena itulah, bila ada tanda seperti keputihan tak normal berkepanjangan, seseorang perlu segera memeriksakannya untuk mengurangi risiko kemandulan akibat keputihan. (Kompas)