Penulis
Reaksi depresi dan berbagai masalah emosional lain sering tidak terdeteksi pada anak-anak yang masih kecil. Umpamanya saja, rewel, mengamuk, tidak toleran, hiperaktif, dan mengalami gangguan tidur merupakan manifestasi yang umum dari depresi pada anak-anak yang usianya lebih besar. Anak-anak ini mengeluarkan rasa frustasinya dalam bentuk membangkang, minggat dari rumah dan perilaku nakal. Semua ciri ini bisa menandakan depresi yang tersembunyi.
Kemarahan yang meledak pada anak atau mengamuk disebut sebagai temper tantrum. Marah dan frustasi merupakan penyebab utama temper tantrum. Setiap anak pasti pernah memperoleh pengalaman yang menimbulkan rasa frustasi. Di kalangan anak laki-laki tiga kali lebih sering mengalaminya daripada anak perempuan. Misalnya saja ayah menolak membelikan mainan yang mahal bagi putranya. Mula-mula si anak menarik-narik pakaian, lalu merobek-robek buku yang disimpan di rak, memukul adiknya dan sebagainya.
Kalau anak mengamuk, umumnya ia menjerit, menghentak-hentakkan kaki ke lantai, menendang, memukul, menyumpah-nyumpah, memukulkan tangannya kesana-kemari, berguling-guling di lantai, membentur-benturkan kepalanya, menggigit dan melempar-lemparkan barang.
Apa penyebabnya?
Mengamuk lebih sering terjadi pada anak di bawah usia 5 tahun. Setelah itu berangsur berkurang frekuensinya, seiring dengan meningkatnya usia. Mengamuk bisa disulut oleh berbagai situasi. Pada dasarnya situasi-situasi itu sama seperti yang menyebabkan kemarahan di kalangan orang dewasa. Masalah ini biasanya terjadi pada anak-anak yang aktif, penuh semangat dan keras kepala, disebabkan karena bentrokan antara kepribadian anak yang sedang berkembang dengan keinginan orang tuanya.
Anak ingin menunjukkan kekuasaannya, untuk mendapat perhatian dan mempraktikkan keterampilan baru serta mengambil tanggung jawab atas dilakukannya hal-hal yang baru ia pelajari.
Kalau anak dihalangi orang tuanya untuk mencapai keinginannya, ia mengamuk. Ledakan kemarahannya bertambah parah kalau orang tuanya menceritakan perilaku buruknya kepada teman-teman di hadapannya.
Bila Anda sampai salah menangani anak ketika pertama kali ia mengamuk, kemungkinan besar mengamuk akan berkembang menjadi kebiasaan, karena anak merasa menemukan cara yang memuaskan untuk menjengkelkan orangtuanya.
Perlindungan dan memanjakan yang berlebihan akan meningkatkan ketidakdisiplinan pada anak. Akibatnya kebiasaan anak mengamuk bisa bertambah parah. Dengan mengamuk, anak kadang-kadang juga ingin menunjukkan ketidaksukaannya pada situasi yang tidak dikehendaki, seperti pergi ke dokter atau ke tempat yang tidak disukainya.
Bagaimana menanganinya?
Pertama-tama, sikap keliru orangtua berupa perlindungan dan memanjakan secara berlebihan, terlalu keras serta rasa tidak aman yang dirasakan anak sebagai akibatnya, harus ditangani lebih dulu. Orang tua harus meminimalkan situasi pertentangan.
Anak harus didorong. Ia harus diperbolehkan bermain dengan teman-teman main sebaya di rumah sendiri maupun di rumah teman-temannya itu. Anak harus didorong untuk mempraktikkan berbagai keterampilan dan merasa bangga atas apa yang telah dilakukannya.
Kalau dia mengamuk, jangan diladeni. Jangan memberi apa yang diinginkannya gara-gara mengamuk.
Anak akan berhenti mengamuk begitu ia menyadari bahwa keinginannya tidak akan dituruti kalau ia mengamuk.