Kebiasaan Menggigit-gigit Kuku

K. Tatik Wardayati

Penulis

Kebiasaan Menggigit-gigit Kuku

Menggigit-gigit kuku terjadi dalam berbagai situasi yang berhubungan dengan kecemasan dan situasi yang tidak bersahabat. Kebiasaan ini muncul sebagai cara untuk mengurangi tekanan dan membuat anak yang bersangkutan memiliki sesuatu untuk dilakukan pada saat merasa tegang atau cemas. Menurut beberapa peneliti menggigit-gigit kuku merupakan kelanjutan dari mengisap jempol.

Mengigit-gigit kuku umum terjadi di kalangan anak-anak, tetapi frekuensinya akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Ada kalanya kebiasaan anak kecil itu berlangsung sampai dewasa. Selain itu ada juga seluruh keluarga yang memiliki kebiasaan itu. Pada anak-anak di bawah usia tiga tahun, mengisap jempol akan hilang, digantikan dengan menggigit-gigit kuku yang makin meningkat frekuensinya sampai usia enam tahun. Kemudian ada yang melanjutkannya sampai usia 13 tahun.

Apa penyebabnya?

Mengigit-gigit kuku menunjukkan kebiasaan tidak mampu menyesuaikan diri yang dipertahankan, dikuatkan dan dipelihara karena dianggap bisa mengurangi ketegangan. Kebiasaan itu bisa memberi kepuasan saat anak sedang tidak melakukan apa-apa. Umumnya menggigit-gigit kuku merupakan ekspresi ketegangan yang ditimbulkan oleh antisipasi menghadapi kesulitan ulangan di sekolah, atau hukuman orang tua atau berbagai kegelisahan lain. Anak-anak yang menggigit-gigit kuku lebih sering ditemukan di rumah tangga yang berantakan atau yang bersuasana tegang.

Bagaimana menanganinya?

Tidak banyak perhatian diberikan pada cara menanggulangi kebiasaan menggigit-gigit kuku. Yang jelas, larangan, pemberian zat pahit pada kuku, ancaman dan hukuman umumnya tidak memberi banyak hasil.

Membantu anak merasa dirinya lebih mampu dan aman, terutama kalau ia sedang mengalami masa sulit yang sangat menekan, bisa mencegah awal perkembangan kebiasaan ini. Penanganan utama adalah menemukan dan mengatasi penyebab-penyebab ketegangan yang menghasilkan kebiasaan menggigit-gigit kuku itu. Berbagai terapi perilaku seperti membujuk anak, terutama anak-anak perempuan, biasanya bisa berhasil baik.

Penanggulangan lain ialah menyibukkan anak dengan berbagai permainan dan mainan serta bergaul secara sehat dengan anak-anak lain.

(Sumber: How To Shape Your Kids Better)