Sampai Dua Tahun Main Dulu Ya Dik!

Agus Surono

Penulis

Sampai Dua Tahun Main Dulu Ya Dik!

Intisari-Online.com - Anak-anak di bawah usia dua tahun harusnya dijauhkan dari tayangan TV. Biarkan mereka bermain. Begitu pernyataan kebijakan baru dari Asosiasi Dokter Anak Amerika (AAP) seperti dilaporkan Live Science.

Nilai positif dari tayangan TV terhadap anak seusia itu belum ada buktinya. Malahan, menonton TV akan menimbulkan persoalan tidur dan keterlambatan bicara. Bahkan tayangan TV sebagai latar belakang pun tak memiliki nilai positif bagi perkembangan anak-anak. Tayangan itu malah bisa mengganggu aktivitas bermain anak-anak. Juga mengganggu konsentrasi orangtua dalam bercengkerama dengan anak-anak. Jadi, matikan saja!

Saran itu memperoleh tentangan dari banyak orangtua. Survei tahun 2007 menyebutkan bahwa sekitar 90% orangtua menyatakan bahwa anak mereka yang berusia kurang dari dua tahun melihat beberapa jenis media. Usia 3 tahun, hampir sepertiga anak-anak memiliki TV di kamarnya.

Sebagai jalan tengah, orangtua harus memiliki strategi untuk mengatur acara menonton TV kepada anak-anaknya, ujar AAP. Idealnya, ketika anak yang masih berusia 2 tahun menonton TV, orangtua mendampinginya.

AAP pertama kali mengeluarkan panduan soal media bagi anak kecil tahun 1999, yang menyimpulkan bahwa anak-anak berusia di bawah dua tahun harus dicegah menonton TV. Sejak itu banyak penelitian dilakukan pada subjek itu. AAP melakukan penilaian dan secara mendasar tetap tak mengubah kesimpulan mereka.

Namun bukan berarti anak-anak tidak bisa memperoleh keuntungan dari TV. Mereka yang sudah melewati umur 2 tahun dapat memperbaiki kemampuan bahasa dan sosialisasinya dengan menonton TV. Agar manfaatnya maksimal, anak-anak perlu diberi pengertian dan perhatian. Anak-anak masih belum mengerti secara menyeluruh aktivitas yang ditayangkan di TV. Dalam kenyataannya, dua penelitian menemukan fakta bahwa menonton program TV seperti "Sesame Street" berefek negatif terhadap perkembangan bahasa anak.

Nah, daripada menghabiskan waktu di depan TV, mending anak-anak disuruh bermain yang dapat merangsang pikiran kreatif, menyelesaikan persoalan, dan kemampuan berargumentasi. Orangtua harus menyadari bahwa meski anak-anak tidak tahu program yang ditayangkan TV, tetap saja akan berpengaruh terhadap perkembangan mereka.

Jika orangtua tidak bisa mendampingi anak-anak bermain, biarkan mereka bermain bersama mainannya.