Hukuman Pada Anak

K. Tatik Wardayati

Penulis

Hukuman Pada Anak

Intisari-Online.com – Kebanyakan orang tua menganggap hukuman sebagai tindakan korektif yang efektif terhadap perilaku yang tidak dikehendaki pada anak-anaknya. Semua orangtua kadang-kadang menghukum anaknya. Namun harus diingat, dibandingkan dengan hukuman, memberi imbalan (penguat) akan jauh lebih efektif dalam membangun pola perilaku baru.

Efek hukuman sifatnya menekan. Kalau hukuman berhasil, artinya tanggapan yang berbahaya akan dikurangi. Hukuman selalu harus diberikan dengan cara yang memiliki makna bagi anak-anak.

Waktu memainkan peran sangat penting dalam menghukum anak kecil. Jika anak melakukan tindakan antisosial seperti memukul adiknya, mencuri, biasa berbohong, merusak, kemungkinan perbuatannya itu tidak segera diketahui. Bahkan setelah diketahui pun anak tidak segera dihukum, tetapi diancam, “Awas ya, tunggu ayah pulang.” Padahal, supaya efektif, penting sekali bagi anak untuk mengetahui dengan jelas hubungan antara perbuatannya dengan hukuman yang diterima.

Kalau orangtua menghukum anaknya pada sore hari setelah si anak melakukan perbuatan tercela di pagi hari, bisa saja yang terjadi anak jadi bingung, perbuatan mana yang dihukum. Soalnya dalam jangka waktu setelah ia melakukan perbuatan tercela itu dan saat dia dihukum, mungkin ia melakukan perbuatan-perbuatan positif yang diharapkannya mendapat dukungan dari orangtuanya.

Hukuman dari salah satu orangtua yang biasanya memberi dukungan dan mengemong cenderung lebih efektif daripada hukuman yang sama, yang diberikan oleh orangtua yang biasanya bersikap dingin dan tidak dekat. Hukuman dari orang dewasa yang mempraktikkan apa yang dinasihatinya biasanya lebih efektif daripada mereka yang tidak memberi teladan. Orangtua yang sehabis menghukum lantas menunjukkan kasih sayang bisa menghilangkan manfaat hukuman dan bahkan mungkin mendukung reaksi yang tidak dikehendaki.

Kalau anak dihukum, sebaiknya ia diajari respons lain untuk menggantikan reaksi yang mendatangkan hukuman kepadanya itu. Misalnya saja kalau anak sering berkelahi, setelah dihukum kecenderungannya untuk berkelahi harus dikurangi dan diganti dengan perbuatan lain.

Hal ini membantu anak mengevaluasi perilaku mereka sendiri dengan menjelaskan secara tepat tindakan apa yang harus dihindari serta alasannya. (How To Shape Your Kids Better)