Find Us On Social Media :

Mengapa Anak Laki-laki Lebih Lambat Belajar Berbicara?

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 27 Januari 2012 | 13:04 WIB

Mengapa Anak Laki-laki Lebih Lambat Belajar Berbicara?

Intisari-Online.com – Anak laki-laki cenderung lebih lambat berbicara dibandingkan dengan anak perempuan. Dalam mengembangkan keterampilan bahasa juga lebih lambat dibandingkan anak perempuan. Apa yang dapat menyebabkan ini masih misteri, namun penelitian terbaru dari para ilmuwan Australia mungkin dapat menjawab pertanyaan itu.

Dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Child Psychology and Psychiatry, tim Penelitian Kesehatan Anak Institut Telethon di University of Western, Australia, mengumpulkan darah tali pusat dari hampir 900 bayi baru lahir. Darah tali pusat ini akan diuji untuk menentukan tingkat testosteron sebelum kelahiran.

Ternyata, janin laki-laki terkena testosteron 10 kali lebih dari janin perempuan ketika di dalam rahim. Testosteron atau hormon seks dikenal berperan penting dalam proses bagaimana otak berkembang.

“Masalah berbicara lambat terjadi pada sekitar 12% dari anak yang diteliti, mayoritas adalah laki-laki,” kata Andrew JO Whitehouse, salah satu peneliti. “Selama bertahun-tahun, penyebab keterlambatan pada anak untuk berbicara menjadi sebuah misteri,” tambah Whitehouse.

Apa yang ditemukan dalam penelitian adalah janin yang terkena testosteron lebih tinggi, terutama pada janin laki-laki menjadi penyebab terlambatnya bicara pada anak-anak. “Temuan ini menjadi salah satu dari faktor risiko biologis untuk masalah keterlambatan berbahasa,” kata profesor di Penelitian Kesehatan Anak Institut Telethon.

Penelitian ini bukan hanya terbatas untuk menguji tingkat testosteron sebelum kelahiran, tetapi juga tahapan perkembangan bayi selama tiga tahun pertama. Tim peneliti menemukan bahwa bayi laki-laki berusia tiga tahun yang memiliki kadar testosteron tinggi memiliki risiko dua kali terlambat berbicara dibandingkan mereka yang kadar testosteronnya rendah.

Uniknya, ternyata hal itu terjadi sebaliknya pada anak perempuan. Anak perempuan dengan kadar testosteron tinggi berisiko lebih rendah terlambat berbicara dibandingkan yang memiliki kadar testosteronnya lebih rendah. Para peneliti masih mencari jawaban mengapa testosteron memiliki efek berbeda pada laki-laki dan perempuan. Untuk menjawab pertanyaan ini, tentu saja diperlukan penelitian lebih lanjut.

Akhirnya penelitian ini hanya menyimpulkan bahwa kadar testosteron yang tinggi sebelum kelahiran terkait dengan keterlambatan bicara pada anak-anak tetapi bukan penyebab keterlambatan dalam bicara. “Jika kita dapat mengidentifikasi anak-anak terkena kadar tinggi testosteron selama dalam rahim, mungkin kami dapat membantu perkembangan bahasa dari tahap sedini mungkin,” kata Whitehouse.