Mengasuh Anak Tak Lagi Mudah

Agus Surono

Penulis

Mengasuh Anak Tak Lagi Mudah

Intisari-Online.com - Kenapa sih penegakan disiplin kini tak bisa diterapkan sebagaimana dilakukan pada dua atau tiga dasawarsa lalu? Mengapa metode lama itu tidak manjur? Kenapa pula menjadi orangtua itu sungguh memerlukan perhatian dan kemampuan, bahkan membingungkan?

Mengasuh anak menjadi lebih sulit karena masa kanak-kanak juga menjadi semakin rumit. Anak-anak hidup di bawah tekanan-tekanan dari teman sebaya, dari sekolah, dari media, dan dari sumber-sumber lainnya. Tekanan pada anak merembes ke orangtua, dan kemudian mewujud dalam berbagai permasalahan.

Telah terjadi pelbagai perubahan dalam kebudayaan kita, yang berdampak besar pada kedisplinan dan peran kita sebagai orangtua. Sistem keluarga gabungan, sebagai penopang substansial baik bagi para orangtua maupun anak-anak, terkikis dengan cepat. Di kota-kota besar, hal tersebut malah hampir punah.

Keluarga inti (ayah, ibu, dan anak) telah menggantikan sistem tersebut. Pasangan suami-istri yang bekerja tidak lagi punya waktu dan uang untuk sanak saudara mereka yang lebih tua. Anak-anak dibesarkan di tempat-tempat penitipan anak, di bawah asuhan pembantu rumah tangga, atau pramusiwi (baby sitter).

Kondisi perekonomian kita telah menciptakan ketegangan finansial dalam keluarga. Orangtua pulang ke rumah diliputi rasa stres. Kemarahan menjadi cepat terpicu. Kondisi tersebut menjadikan suasana rumah tidak damai, yang sebagian besar bermuara pada perpecahan dan perceraian. Ini jelas mempengaruhi anak-anak. Mengasuh anak sendirian (single parenting) akan menjadikan anak menerima hanya separuh cinta dan kasih sayang (dari ibu saja, atau dari ayah saja). Si ibu, atau si ayah, yang mengasuh pun penuh rasa stres.

Sekitar tahun 1970-an, semua orang di kota atau lingkungan yang sama memiliki nilai dan keyakinan yang sama. Ke mana pun Anda pergi bermain, aturannya sama. Semua orangtua punya harapan yang sama.

Waktu telah mengubah itu semua. Kini masing-masing keluarga memiliki standar sendiri. Sejumlah orangtua membiarkan anaknya menonton MTV, karena mereka percaya pada kebebasan anak. Sementara yang lain mengunci saluran televisi tersebut, untuk menghindarkan anak-anak dari pengaruh buruk. Anak-anak kita mengalami banyak versi tentang benar dan salah. Mereka bingung.

Di masa lalu, persoalan rasanya sederhana saja. Cara penyelesaian pun sama sederhananya. Dulu, orangtua kita tidak pernah menemui konselor atau psikolog anak untuk menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan problem kita. Mereka juga tidak membaca buku-buku tentang pengasuhan anak. Mereka tidak pernah menemui kesulitan dalam membesarkan anak. Mereka tidak pernah mendiskusikannya dengan teman-teman, atau mengeluhkannya.

Kini, masalah-masalah yang muncul terasa rumit. Anak-anak kita hidup di masa depan, bukan masa lalu. Sedangkan kita hidup di masa kini, lengkap dengan kesulitannya. Jika ingin menjadi orangtua yang berhasil, Anda harus tahu cara mendisiplinkan anak-anak masa kini. Orangtua perlu pelatihan. Bukan karena orangtua tidak mampu, tapi karena mengasuh anak kini tidak lagi mudah.

Mengasuh anak kini menjadi semacam seni, yang perlu terus dipraktikkan agar kian berkualitas.

Tips Mengasuh Anak

  1. Kedisiplinan bukan sekadar hukuman, tapi merupakan proses.
  2. Fokuskan perhatian Anda pada aspek-aspek positif dalam perilaku anak, untuk membangun harga diri yang sehat dalam diri mereka.
  3. Tegas tapi positif.
  4. Orangtua dan anak adalah mitra dalam upaya meraih kedisiplinan. (The Art of Sucessful Parenting)