Find Us On Social Media :

Kim Peek, Sang “Rain Man”

By J.B. Satrio Nugroho, Rabu, 28 Maret 2012 | 18:21 WIB

Kim Peek, Sang ?Rain Man?

Intisari-Online.com - Kalau Anda pernah menonton film Rain Man, Anda pasti tahu tokoh Raymond Babbitt (diperankan Dustin Hoffman), yang menjadi pusat cerita di film itu. Digambarkan sebagai orang yang berada di antara disabilitas dan kejeniusan, karena Dustin adalah seorang pria dengan autisme, namun mempunyai kejeniusan luar biasa.

Sejatinya, film itu diangkat dari kisah nyata. Adalah Laurence Kim Peek (11 November  1951 – 19 December 2009), sang Rain Man yang sebenarnya. Lahir dan dibesarkan di Salt Lake City, Utah, Kim adalah seorang pria dengan autisme.

Sejak kelahirannya, Kim sudah didiagnosis mempunyai keterbelakangan mental. Namun ayahnya tetap mendukung dan mendidiknya untuk berkembang. Sampai akhirnya ketahuan kemampuan luar biasa yang dimiliki Kim.

Saat itu, dokter yang menangani Kim ingin memasukkannya ke rumah sakit khusus keterbelakangan mental. Namun Ayahnya bersikeras untuk membesarkan Kim di rumah, layaknya anak normal. Fran, ayah Kim, akhirnya bercerai dengan istrinya pada 1975, meninggalkan Fran seorang diri membesarkan Kim kecil.

Sepanjang hidupnya, Kim membaca dan membaca. Buku apa pun itu. Kecepatan membacanya juga mengagumkan. Jika Anda (atau saya juga) butuh waktu sekitar 3 menit membaca satu halaman, Kim cuma butuh waktu 10 detik! Yang mencengangkan, dia mampu membaca halaman buku sebelah kiri dengan mata sebelah kirinya, dan halaman sebelah kanan dengan mata kanannya. Tak sekadar membaca, dia bisa mengingat 98% apa yang dibacanya!

Secara spesifik, gejala ini disebut savant syndrome. Dia haus pengetahuan. Perpustakaan adalah tempat terfavorit Kim.

Kim adalah seorang anak yang introvert. Sampai dia berusia 37 tahun dan bertemu Dustin Hoffman. “Kau harus berjanji untuk memberikan Kim pada dunia. Dan sejak saat itu, tidak ada orang asing bagi Kim. Mereka adalah manusia, sama seperti Kim,” kata Fran, mengungkapkan apa yang dikatakan Dustin Hoffman padanya.

Barry Morrow, penulis naskah Rain Man, mengungkapkan kekagumannya tentang Kim, ”Aku suka cara dia berkembang, memungkiri mitos bahwa orang tidak berubah, terutama orang dengan masalah perkembangan.”

Fran mengikuti saran Dustin Hoffman untuk memperkenalkan Kim kepada dunia luar. Kim yang awalnya introvert kini muncul di hadapan 2 juta orang. Semuanya kagum akan kejeniusan Kim yang tidak ada bandingannya.

Apa yang dimiliki Kim adalah berkat. Namun, seperti layaknya orang dengan autisme lain, kadang sangat sulit memahami Kim. Dia bisa sangat gelisah ketika mencoba memahami konsep baru. Akan tetapi kesabaran Fran yang tidak berbatas akhirnya bisa menenangkan Kim. Salah satu cara yang dilakukan Fran adalah mengganti topik dengan sesuatu yang disukai Kim.

Merawat Kim lebih daripada pekerjaan full-time. “Saya butuh 30 jam sehari dan 10 hari seminggu!” kata Fran berkelakar. Namun, Kim memahami bagaimana dia sangat membutuhkan dan mencintai ayahnya. “Ayah dan saya itu saling berbagi bayangan yang sama,” katanya.