Find Us On Social Media :

Mari Belajar Kendalikan Jiwa

By Agus Surono, Kamis, 5 April 2012 | 11:19 WIB

Mari Belajar Kendalikan Jiwa

Intisari-Online.com - Inti dari semua ajaran yoga dan pendidikan spiritual adalah pengendalian jiwa (mind). Pengendalian jiwa ini bukan hanya untuk mengangkat kehidupan spiritual ke tingkat yang lebih tinggi, melainkan juga untuk menggapai keberhasilan dalam kehidupan sehari-hari. Sekali Anda berhasil mengendalikan jiwa Anda, kebahagiaan dan kedamaian akan datang sendiri sebagai konsekuensinya.

Hampir semua penderitaan dan rasa sakit diakibatkan oleh tiadanya pengendalian jiwa yang memadai. Alih-alih sebagai tuan atas jiwa kita sendiri, kita justru malah menjadi budaknya. Hal itu membuat kita terombang-ambing ke sana kemari mengikuti kehendak jiwa. Bukannya kita mendikte jiwa, kita justru didikte dan ditarik ke sana kemari, ke berbagai arah. Sang pelayan telah menjadi tuan dan sang tuan telah menjadi pelayan. Kita harus mengembalikan status kita sebagai tuan dan menempatkan si pelayan dalam posisinya yang pas jika kita ingin sungguh-sungguh bahagia dan diliputi rasa damai kembali. Artinya, kita dapat menaruh jiwa kita di tempat yang kita mau dan menjaganya agar tidak berlari ke sana kemari. Kalau tidak berhasil mengendalikan dan mengatasi jiwa kita, stres dan rasa tidak bahagia pasti akan muncul. Kita tidak dapat mencegahnya. Perbedaan kemampuan dalam mengendalikan jiwa itulah yang membedakan satu orang dengan yang lain.

Jiwa yang tak terkendali akan terus-menerus berubah-ubah, dari pikiran yang satu ke pikiran yang lain. Jiwa bahkan tak mau tinggal diam barang sedetik pun. Tak lama setelah muncul suatu pikiran, pikiran lain datang, dan ini tidak pernah berakhir. Sekalipun sedang tertidur, jiwa yang tidak beristirahat ini membikin susah kita dalam mimpi. Ia berteriak, melompat, memberi dan menerima pukulan sepanjang waktu. Semakin kita mencoba memeranginya, semakin kuat pula jiwa melenting kembali ke arah kita dan membuat kita menjadi makin gelisah dan terganggu.

Jiwa yang tidak terkontrol dan tidak seimbang juga terus akan terbelah oleh berbagai emosi, yaitu rasa suka, tidak suka, cinta, benci, iri hati, balas dendam, marah, sedih, bangga, takut, dsb. yang akan muncul karena ketidakmampuan jiwa menghadapi kenyataan hidup seperti apa adanya. Hal itu dipengaruhi oleh dualisme hidup seperti untung-rugi, sukses-gagal, pujian-hinaan, hidup-mati, suka-duka, bersatu-berpjsah dsb. Dengan dualisme itu, pada satu ketika kita menjadi bergembira secara berlebihan, sementara dalam kesempatan lain sangat frustasi, depresi, dan tegang.

Sekali berhasil mengalahkan jiwa, Anda akan menjadi orang yang sama sekali berubah, selalu merasakan kedamaian dan kebahagiaan. Tak ada orang atau situasi apa pun yang dapat mengubah Anda dari kondisi keseimbangan itu. Anda mencapai tahap di mana lingkungan eksternal kehilangan pegangan pada diri Anda dan bertekuk lutut di hadapan Anda. Anda dapat tetap berdiri tegak layaknya batu karang di tengah hadangan dan rintangan yang paling dahsyat. Anda adalah raja diraja yang memiliki kekuasaan dan kekuatan untuk menggerakkan dunia, jika Anda mau. Anda menjadi sumber cahaya dan kekuatan bagi siapa pun yang datang kepada Anda. Kekuatan jiwa yang terkendali meningkatkan kekuatan seperti halnya gelontoran air yang meningkat ketika dikendalikan oleh sebuah bendungan.

Meskipun sulit didapat lewat latihan terus-menerus dan tekad yang kuat, bukan sesuatu yang tidak mungkin bagi Anda untuk menaklukkan jiwa Anda. Meskipun butuh latihan sepanjang hidup, Anda tidak akan merasa sia-sia ketika melihat hasilnya.

Sebelum latihan mengendalikan jiwa dimulai, kita pahami lebih dahulu karakter dan sifat dasar jiwa kita. Setiap upaya mengendalikan jiwa tanpa memahaminya pasti akan menemui kegagalan. Itulah sebabnya mengapa banyak orang mengatakan, setelah berlatih bertahun-tahun, mereka tidak berubah, masih tetap seperti sedia kala.

Sekali berhasil mengalahkan jiwa, Anda akan menjadi orang yang sama sekali berubah, selalu merasakan kedamaian dan kebahagiaan. (Kiat Mengendalikan Pikiran & Bebas Stres)