Find Us On Social Media :

Harus Kompak Dalam Konsisten

By Agus Surono, Senin, 16 April 2012 | 10:42 WIB

Harus Kompak Dalam Konsisten

Intisari-Online.com - Komunikasi orangtua tak hanya dibutuhkan untuk kelancaran hubungan antarpersonal suami-istri namun juga dalam mendidik anak. Dalam hal konsistensi misalnya, jika tidak dibarengi dengan komunikasi antarsuami-istri bisa saja tidak jalan. Ayah bilang "tidak", ternyata Ibu bilang "boleh".

Konsistensi di antara kedua orangtua (ayah dan ibu) sama pentingnya dengan konsistensi antara orangtua dan anak. Jika ayah terlalu lunak dan ibu terlalu keras, anak-anak akan cepat belajar untuk memanipulasinya. Anak-anak tahu ayah atau ibu yang pas untuk ditanya suatu hal. Ketika aku ingin ke restoran atau menonton film, atau menonton balap motor di televisi, tanyalah pada ayah. Dia biasanya membolehkannya. Ketika aku ingin menunda tugas atau mengajak teman ke rumah, tanya ke ibu. Dia pasti tidak melarang.

Kita sebagai orangtua harus sepakat tentang aturan di rumah dan harapan-harapan apa yang ingin kita capai. Ayah-ibu harus sepakat soal bagaimana dan kapan menggunakan hukuman, termasuk hal-hal lain yang berkaitan dengan disiplin. Kalau kita tidak sepakat, tidak apa-apa. Tapi lakukan itu di balik pintu tertutup, sehingga tidak diketahui oleh anak-anak. Bereskan semuanya ketika sedang tidak ada anak-anak. Jika memang benar-benar tidak sepakat, tunjukkan kesatuan sikap di hadapan anak-anak. Jika Anda saling tidak sepakat di hadapan anak-anak, secara tidak langsung Anda mengajarkan kepada mereka bahwa Anda berdua rapuh. Lantas, Anda akan sering mendengar perkataan seperti ini: "Ayah bilang itu oke" atau "Ibu bilang saya boleh pergi."

Berdiskusilah dengan pasangan kita mengenai pendisiplinan anak-anak. Kita perlu saling mengeksplorasi perasaan dan kepercayaan. Kita perlu meninjau kembali ide-ide secara berkala. Miliki strategi untuk menghadapi berbagai perilaku buruk. Dengan begitu, entah oleh ayah atau ibu, perilaku buruk akan ditangani secara konsisten.

Jika situasi di luar rencana terjadi, tunggulah pasangan kita. Katakan kepada anak-anak, "Aku harus bicara dengan ayahmu sebelum mengambil keputusan. Tunggu dulu." Anak-anak akan belajar bahwa pendekatan yang kita lakukan itu serius. Mereka akan tahu kita bekerja sama. Mereka tidak akan berani "mempermainkan" kita.

Jangan tergantung pada salah satu pasangan kita untuk mengambil semua keputusan tentang disiplin. Hanya problem-problem khusus yang perlu didiskusikan. Disiplin harian harus ditangani segera. Kalau ibu terlalu tergantung pada ayah, anak-anak akan jarang mendengarkan kata-kata ibunya. Ibu juga harus menangani berbagai persoalan anak. (The Art of Successful Parenting)