Penulis
Intisari-Online.com - Membahas masalah seks pada anak usia dini memang gampang-gampang susah. Ketakutan menyandingkan anak dengan isitilah “seks” masih mendominasi kebanyakan orangtua. Bagaimanapun juga, anak perlu mengenal seksualitas sejak dini, supaya mereka tidak salah informasi.
Anak perlu dikenalkan dengan berbagai perbedaan jenis kelamin, sama seperti kita memperkenalkan organ tubuh yang lainnya, seperti tangan, kaki, mulut, dan sebagainya.
Banyak juga orangtua menggantikan nama asli organ kelamin dengan sebutan lain, seperti “burung”, “titit”, dan semacamnya. Roslina Verauli, M.Psi, psikolog keluarga dan anak, mengungkapkan, kalau orangtua mau memberikan pengetahuan seks pada anak, penjelasannya juga harus benar. “Kalau memang namanya ‘penis’, ya sebut ‘penis’. Kalau menyebutnya ‘burung’, ketika temannya ada yang menyebut kata ‘burung’, yang ada di bayangannya selalu ‘penis’, kan salah!” jelas Vera, panggilan Roslina Verauli.
Hanya saja, lanjut Vera, penting juga dijelaskan pada anak bahwa sebutan itu tidak lazim diucapkan orang di obrolan terbuka, seperti juga dalam obrolan dalam pertemanan.
Maka itu, pengetahuan tentang seks juga perlu dibarengi dengan pengetahuan tentang norma kesopanan. Contoh sederhana lain, seperti ketika orangtua meminta anak untuk mengenakan bajunya di dalam kamar, atau di kamar mandi sehabis mandi. Atau juga anak yang diajari untuk membenahi sendiri celana, rok, atau kaosnya yang melorot.
Dari hal sederhana macam itu, anak akan membangun pemahaman bahwa ada hal-hal yang bersifat pribadi yang seharusnya tidak ditontonkan kepada orang lain. Hal ini akan membentuk kepribadian anak yang sesuai dengan norma di masyarakat, sampai kelak ketika sang buah hati beranjak dewasa.