Find Us On Social Media :

Mainan yang Aman Bagi Anak

By Rusman Nurjaman, Senin, 27 Agustus 2012 | 13:00 WIB

Mainan yang Aman Bagi Anak

Intisari-Online.com - Usia kanak-kanak identik dengan bermain. Mulai dari masa balita hingga menjelang usia remaja, anak-anak biasanya menggunakan beragam mainan (toys) untuk memuaskan hasrat bermainnya. Sebut saja mulai dari kelereng, gobak sodor, boneka dan aksesorisnya, mobil-mobilan, senapan mainan, mainan penghasil bunyi, video game, hingga mainan yang mengandung bahan kimia, serta aneka mainan lainnya. 

Namanya saja mainan untuk anak, kadang para orang tua tanpa berpikir panjang memberinya si buah hati. Namun kenyataannya, tidak selalu aneka barang mainan itu aman dimainkan oleh anak. Nah, di sinilah kita seharusnya memilih mainan yang mutunya baik. Kesesuaian jenis mainan dengan umur dan keterampilan anak juga perlu diperhatikan.

Terkait dengan pokok di atas, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan ketika memilih mainan untuk anak.

  1. Mempertimbangkan unsur, keterkaitan, serta tingkat keterampilan dan kecerdasan anak. Mainan yang tidak sesuai dengan tahapan perkembangan intelektual anak tak hanya akan merugikan perkembangan anak, tetapi juga bisa membahayakannya.
  2. Mempertimbangkan kualitas bahan, desain, dan konstruksi mainan. Perhatikanlah bagian mainan yang tajam atau runcing. Bagian ini dapat menusuk atau melukai anak-anak. Beberapa mainan memang didesain mempunyai bagian yang runcing. Bisa juga karena mutu bahannya yang rendah. Kecelakaan bisa juga terjadi manakala mainan itu rusak atau patah sehingga memunculkan bagian yang runcing. Atau bisa juga mainan itu di dalamnya berisi bahan-bahan yang runcing, misalnya kawat.
  3. Perhatikan bagian-bagian mainan yang berpotensi membahayakan anak. Selain bagian-bagian yang tajam, untuk mainan bagi anak di bawah usia 3 tahun, perhatikan bagian-bagian kecil yang ada atau bisa dihasilkan oleh mainan. Jika tertelan, komponen ini sering menyebabkan kecelakaan bahkan kematian. Bagian-bagian kecil ini biasanya berdiameter kurang dari 3,18 cm dan panjangnya kurang dari 5,72 cm. Ia bisa berasal dari ukuran mainan itu sendiri, misalnya kelereng, atau terlepas dari bagian utama mainan. Misalnya, roda mobil-mobilan, atau aksesori boneka seperti rambut, kancing, sepatu, dan sebagainya. Jika bagian-bagian itu tertelan, potensial menyebabkan anak kecil tersedak dan mengalami kematian. Oleh karena itu, mainan yang memiliki atau menghasilkan bagian-bagian kecil seperti yang disebutkan di atas sebaiknya tidak diberikan kepadaa anak berusia 3 tahun. Bila mainan tersebut mempunyai benang, sebaiknya panjangnya tidak lebih dari 17 cm. Sebab, benang yang lebih panjang dan di satu ujungnya diikatkan, atau yang membentuk lingkaran dengan keliling 35 cm dapat menjerat leher bayi atau anak berusia di bawah 3 tahun.
  4. Bacalah label atau petunjuk memainkan mainan dengan teliti. Perhatikan dan patuhi rekomendasi umur, dan peringatan lainnya, serta kelengkapan alamat produsennya. Bila memungkinkan periksa isi dan keadaan mainan tersebut, sebelum dibeli.

Prinsip kehati-hatian ini sebaiknya tidak hanya dilakukan sewaktu membeli barang mainan saja. Tetapi juga ketika menggunakan, menyimpan dan merawatnya, untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

Selain itu, perlu juga untuk memeriksa mainan koleksi anak secara periodik. Mainan yang rusak, karatan, rapuh bisa menimbulkan bahaya. Mainan yang rusak harus segera dibuang, kecuali jika masih mungkin diperbaiki. (Sekolah Alternatif untuk Anak)