Penulis
Intisari-Online.com - Shinici Suzuki, seorang pendiri Talent Education Movement berbagi kisah tentang keponakanya yang berumur 6 tahun. Keponakan ini memiliki permasalahan kesulitan dalam belajar, terutama dalam mengingat angka dari satu hingga sepuluh. Ibunya sering pula memarahi karena anaknya tak memahami atas apa yang diajarkan oleh orangtuanya.
“Tidak mengerti-mengerti juga? Ini angka empat ... dan ini angka tujuh!” gertak si ibu, sedang anaknya hanya terdiam. Suzuki lantas paham apa yang terjadi. Ternyata keponakanya tak dapat membedakan angka empat dan angka tujuh. Itulah musabab mengapa si ibu sering marah-marah.
Suzuki pun lantas berkata, “Hei ... sini main bersama paman.”
Ia kemudian membuat sebuah dadu, namun pada semua sisinya hanya diberi angka empat dan tujuh.
“Yuk bermain dadu!” ajak Suzuki.
Permainan pun dimulai, Suzuki melempar-lempar dadu tersebut sembari menjelaskan aturan main. Dadu terlempar dan angka empat tampak di sisi atas. Suzuki berteriak, “Empat! Paman lebih dulu mengatakannya. Paman menang!” ujarnya.
Sekali lagi dadu ia lempar dan ... “Empat! Paman menang lagi!”
Pada saat keponakanya telah memastikan diri untuk ikut mencoba, Suzuki melempar lagi. Sekali lagi angka empat muncul dan kini mereka sama-sama berteriak, “Empat!”
“Hee..kau bisa juga mengatakannya!” puji Suzuki. Mata keponakanya berbinar. Permainan pun berlanjut. Kadang kala Suzuki menyebut dengan cepat, terkadang lambat, bahkan tak jarang berpura-pura tak berucap untuk memberi kesempatan pada keponakanya agar menang. Suatu kali Suzuki berlagak mengucapkan angka yang salah dan keponakan kecil tersebut membetulkan jawabanya.
Permainan pun diakhiri. Suzuki memanggil si ibu untuk melanjutkan belajar berhitung mereka. Ibu kemudian menulis angka satu sampai sepuluh. Lalu ketika sampai pada angka empat dan tujuh si anak berteriak dengan lantang.
Pada persoalan ini hanyalah bagaimana cara menggabungkan minat dan latihan, bermain dan belajar. Tentu saja minat membawa perasaan senang atau bahagia ketika anak melakukannya. Bila anak mendapat amarah sebagai hukuman, maka ia tak akan berkembang.
Itulah mengapa peraga dadu yang lekat dengan permainan membantu pula untuk belajar dan berkembang. (Mengembangkan Bakat Anak Sejak Lahir)