Penulis
Intisari-Online.com - Tahun baru sudah berjalan beberapa hari. Resolusi sudah dibuat. Namun, seperti tahun-tahun yang sudah berlalu, resolusi itu hanya berjalan beberapa bulan. Setelah itu lenyap dan kembali bangkit di awal tahun selanjutnya.
Heidi Grant Halverson, Ph.D, psikolog sosial dan penulis buku “Succeed: How We Can Reach Our Goals” memberi penjelasan soal resolusi yang berulang setiap tahun itu. "Kita cenderung membuat resolusi yang sama setiap tahunnya karena kita sangat bergantung kepada kemauan. Terkadang tahun ini kita akan memiliki kontrol diri untuk tidak mengonsumsi makanan manis atau berhenti merokok. Kemauan, seberapa banyak yang kita miliki, sering plin-plan. Kadang muncul kadang hilang di sepanjang hari."
Jadi, lupakan kemauan dan cobalah lima cara berikut ini.
Halverson menyarankan untuk memecah tujuan itu ke dalam beberapa tujuan jangka pendek. Jika kita ingin memiliki pola makan yang sehat, buang salah satu makanan tak sehat dalam daftar makanan Anda. "Kemauan itu seperti otot yang tumbuh bersama kita. Semakin kita sering melakukan, lama-lama akan menjadi sebuah kebiasaan baru. Ketika sudah mencapai tahap jangka pendek, melangkahlah ke tahap selanjutnya."
Ketika kita menentukan tujuan, pusatkan pikiran pada bagaimana Anda merencanakan untuk mencapai tujuan itu. Daripada kita bilang, "Saya akan berolahraga lebih giat," lebih baik bilang, "Saya akan pergi ke gym dekat kantor pada hari Senin, Rabu, dan Jumat pada pukul enam sore." Sebuah penelitian menemukan bahwa orang yang merencanakan untuk berolahraga pada hari dan waktu yang sudah ditentukan memiliki peluang tiga kali lebih besar untuk berhasil mencapai tujuan tersebut. Pada akhir penelitian, hanya 32 persen orang yang tidak merencanakan masih berolahraga dibandingkan dengan 91 persen orang yang membuat rencana dengan detail.
Bicara kepada keluarga Anda jika perubahan gaya hidup Anda akan mempengaruhi mereka. Misalnya jika pulang kerja Anda menebeng atau menjemput anggota keluarga. "Banyak wanita yang menyerah dengan tujuan mereka jika kebiasaan mereka itu mengganggu keluarga," kata Markman.
Strategi itu akan memuluskan tujuan Anda. "Ketika Anda membuat sebuah 'rencana jika - lalu', otak Anda pada tingkat bawah sadar mulai memindai hal itu terjadi. Anda tak butuh kemauan ketika godaan mengetuk pintu hati Anda - Anda sudah memutuskan apa yang akan Anda lakukan," kata Halverson.
Beberapa tahun silam, setelah menjalani diet yo-yo, Halverson akhirnya mengaplikasikan strateginya dan berhasil menurunkan berat 50 pound (sekitar 22,6 kg) yang ia peroleh selama hamil. "Butuh dua tahun, tapi akhirnya hilang juga berat berlebih itu. Karena ia sabar untuk mengurangi berat badan dengan perlahan, gaya hidupnya bisa menyesuaikan dan ia bisa menjaga berat barunya itu.