Find Us On Social Media :

5 Cara Menjaga Bara Resolusi

By Agus Surono, Kamis, 3 Januari 2013 | 16:28 WIB

5 Cara Menjaga Bara Resolusi

Intisari-Online.com - Tahun baru sudah berjalan beberapa hari. Resolusi sudah dibuat. Namun, seperti tahun-tahun yang sudah berlalu, resolusi itu hanya berjalan beberapa bulan. Setelah itu lenyap dan kembali bangkit di awal tahun selanjutnya.

Heidi Grant Halverson, Ph.D, psikolog sosial dan penulis buku “Succeed: How We Can Reach Our Goals” memberi penjelasan soal resolusi yang berulang setiap tahun itu. "Kita cenderung membuat resolusi yang sama setiap tahunnya karena kita sangat bergantung kepada kemauan. Terkadang tahun ini kita akan memiliki kontrol diri untuk tidak mengonsumsi makanan manis atau berhenti merokok. Kemauan, seberapa banyak yang kita miliki, sering plin-plan. Kadang muncul kadang hilang di sepanjang hari."

Jadi, lupakan kemauan dan cobalah lima cara berikut ini.

  1. Mulai dari yang kecil. 

    Optimis bagus, tapi menentukan tujuan yang terlalu ambisius hanya akan masuk ke "tempat sampah" di pertengahan bulan Januari. "Buang tujuan seperti itu dari daftar resolusi Anda. Jika Anda tidak pernah berolahraga sebelumnya, janganlah membuat resolusi untuk ikut maraton pada tiga bulan kemudian. Setiap tujuan yang Anda tentukan harus bisa Anda kendalikan," kata Art Markman, Ph.D, penasehat psikologi Youbeauty dan penulis buku "Smart Thinking.”

    Halverson menyarankan untuk memecah tujuan itu ke dalam beberapa tujuan jangka pendek. Jika kita ingin memiliki pola makan yang sehat, buang salah satu makanan tak sehat dalam daftar makanan Anda. "Kemauan itu seperti otot yang tumbuh bersama kita. Semakin kita sering melakukan, lama-lama akan menjadi sebuah kebiasaan baru. Ketika sudah mencapai tahap jangka pendek, melangkahlah ke tahap selanjutnya."

  2. Harus spesifik.

    Ketika kita ingin menurunkan berat badan, lalu berpikir bahwa kita akan merencanakan untuk makan lebih sedikit dan berolahraga lebih banyak. Rencana seperti itu sangat berbahaya. "Seberapa sedikit? Seberapa banyak?" tanya says Halverson.

    Ketika kita menentukan tujuan, pusatkan pikiran pada bagaimana Anda merencanakan untuk mencapai tujuan itu. Daripada kita bilang, "Saya akan berolahraga lebih giat," lebih baik bilang, "Saya akan pergi ke gym dekat kantor pada hari Senin, Rabu, dan Jumat pada pukul enam sore." Sebuah penelitian menemukan bahwa orang yang merencanakan untuk berolahraga pada hari dan waktu yang sudah ditentukan memiliki peluang tiga kali lebih besar untuk berhasil mencapai tujuan tersebut. Pada akhir penelitian, hanya 32 persen orang yang tidak merencanakan masih berolahraga dibandingkan dengan 91 persen orang yang membuat rencana dengan detail.

  3. Minta bantuan.

    Seorang teman bisa menjadi motivator yang bagus, sepanjang Anda memilihnya dengan bijak. "Pilihlah teman yang suka ke gym juga. Jika sudah menjadi bagian dari keseharian Anda, teman kita itu bisa bilang, 'Ayo, kita pergi' saat kita malas untuk berangkat," kata Halverson.

    Bicara kepada keluarga Anda jika perubahan gaya hidup Anda akan mempengaruhi mereka. Misalnya jika pulang kerja Anda menebeng atau menjemput anggota keluarga. "Banyak wanita yang menyerah dengan tujuan mereka jika kebiasaan mereka itu mengganggu keluarga," kata Markman.

  4. Antisipasi kemunduran. Jika menu penutup sangat menggoda padahal Anda sedang berencana menurunkan berat badan atau sofa begitu "memanggil" saat Anda mau pergi ke gym setelah lelah bekerja, maka cobalah untuk membuat rencana darurat - teknik yang oleh psikolog merujuk ke "rencana jika - lalu".

    Strateginya sederhana, buatlah daftar pencetus yang bisa menghentikan langkah menuju tujuan dan putuskan bagaimana Anda menyikapinya. "Buatlah rencana di depan. Jika ingin menurunkan berat badan, apa yang akan Anda lakukan ketika ada godaan pesta atau jamuan buffet? Siapa yang akan menjaga anak-anak saat Anda berada di gym?"

    Strategi itu akan memuluskan tujuan Anda. "Ketika Anda membuat sebuah 'rencana jika - lalu', otak Anda pada tingkat bawah sadar mulai memindai hal itu terjadi. Anda tak butuh kemauan ketika godaan mengetuk pintu hati Anda - Anda sudah memutuskan apa yang akan Anda lakukan," kata Halverson.

  5. Bersabar.

    “Ingatlah tujuan tak perlu tercapai dalam sehari, seminggu, atau bahkan sebulan. Anda hanya harus berada di jalur yang tepat. Artinya, perkembangan yang lambat, namun merupakan sebuah kemenangan kecil, sudah menjadi tiket menuju kemenangan yang lebih besar. Ini soal perbaikan, bukan kesempurnaan," ujar Halverson.

    Beberapa tahun silam, setelah menjalani diet yo-yo, Halverson akhirnya mengaplikasikan strateginya dan berhasil menurunkan berat 50 pound (sekitar 22,6 kg) yang ia peroleh selama hamil. "Butuh dua tahun, tapi akhirnya hilang juga berat berlebih itu. Karena ia sabar untuk mengurangi berat badan dengan perlahan, gaya hidupnya bisa menyesuaikan dan ia bisa menjaga berat barunya itu.

Anda tentu bisa juga 'kan? (Youbeauty)