Intisari-Online.com – Setiap kali menghadapi tahun baru, Anda pasti selalu membuat resolusi. Ya, tahun baru identik dengan target resolusi dan berbagai tujuan di bidang kesehatan dan karier. Namun rupanya membuat resolusi di tahun baru juga memiliki risiko kesehatan, seperti yang dilansir SheKnows, berikut ini.
- Pasang surut emosi. Sebanyak dua pertiga orang di dunia memutuskan untuk meninggalkan resolusi Tahun Baru setelah seminggu. Kurang dari 20 persen orang juga masih berusaha untuk mencapai resolusi selama enam bulan. Sementara, kurang dari 10 persen orang berhasil melakukan daftar resolusi untuk sepanjang tahun. Ketidakmampuan untuk fokus pada satu tujuanlah yang sebenarnya memicu kegagalan. Niat penuh gairah yang hilang menunjukkan emosi yang naik-turun.
- Membahayakan kesehatan.Salah satu target resolusi yang paling banyak dipakai adalah menurunkan berat badan. Dengan demikian konsumsi garam dan lemak seharusnya dihindari sepenuhnya. Padahal, tubuh masih membutuhkan sejumlah garam dan lemak. Lebih baik Anda memilih resolusi yang lebih sehat seperti berhenti merokok.
- Sulit untuk mencapai target.Diet dan olahraga teratur merupakan dua resolusi yang paling sulit untuk dicapai. Setidaknya, ada dua kemungkinan pada resolusi tersebut. Pertama, Anda gagal. Kedua, Anda memaksakan diri untuk melakukan diet ketat dan berolahraga secara berlebihan. Meskipun kunci untuk perawatan kesehatan sebenarnya mulai dengan langkah-langkah kecil dan membiasakan diri.
- Terasa seperti pekerjaan.Jangan pernah membuat resolusi seperti pekerjaan yang memiliki tenggat waktu hingga akhir tahun. Karena, itu akan membuat Anda tidak nyaman dan berat ketika melakukannya. Daripada memperlakukan resolusi seperti pekerjaan, ubahlah perspektif Anda dan buatlah target untuk seluruh tahun baru sebagai perjalanan panjang yang haru dinikmati.
Tentu saja, bukan berarti Anda dilarang membuat resolusi, tetapi Anda harus menemukan cara untuk menikmatinya ketika mencoba untuk meraihnya.