Intisari-Onlinel.com – Kenapa perkawinaan bisa gagal? Salah satu penyebabnya, mungkin suami atau istri terkena gangguan neurotik, sehingga tidak mampu lagi menoleransi kelemahan pasangannya. Biasanya penderita neurosis tidak mampu mengatasi ketegangan sarafnya karena mengalami ketidakdewasaan emosional.
Menurut penelitian, ada empat ciri istri yang cenderung neurosis.
- Istri “antipria”Wanita tipe ini di bawah sadarnya mendapatkan kepuasan dengan memprotes apa saja yang dikatakan atau dilakukan suami. Kehidupan perkawinannya penuh dengan persaingan untuk mendapatkan supremasi. Sifat agresif merupakan kesalahan besar dari istri tipe ini.
Namun, kalau diberi tahu bahwa ia suka mendominasi pria, ia tidak akan mengakuinya. Padahal dalam hidupnya – entah berkarier atau ibu rumah tangga biasa – peran suami selalu menjadi nomor dua baginya.
Para suami dari istri tipe begini mungkin akan mengatakan, “Istri saya tidak menghiraukan apakah sudah berumah tangga atau sudah mempunyai anak. Alasannya, semua itu akan mengganggu kariernya.” Tipe istri “antipria” rata-rata suka melakukan pekerjaan, senang bertemu dengan muka-muka baru, dan tidak ingin diingatkan soal hidup perkawinannya.
Soal kehidupan seksual, ia sekadar memenuhi kewajiban, memandangnya lebih sebagai tugas daripada keinginan. Frigiditas sering terjadi pada mereka. Secara psikologis dan emosional, wanita tipe ini bisa dikatakan masih “perawan”.
- Istri yang emosional dan tidak stabilIstri tipe demikian banyak mengeluh soal kondisi kesehatannya. Suka berkunjung dari satu dokter ke dokter lain mencari kesembuhan. Rupanya, konflik batinnya tercetus dalam bentuk keluhan fisik. Namun, ia sulit diyakinkan bahwa sebenarnya ia sehat-sehat saja.
Mereka terus dihantui rasa takut berlebihan, diserang rasa gugup, panik, sering sakit kepala, dan merasa lemah fisiknya, terkadang dibarengi rasa mual. Kalau tertawa bisa keras, tapi juga mudah menangis, dan sewaktu-waktu bisa pingsan.
- Istri yang selalu ingin menarik perhatianWanita tipe ini lebih jatuh cinta pada diri sendiri. Kalau cantik, ia banyak menghabiskan waktu di depan cermin. Ia pecandu salon kecantikan dan perhatiannya pada rambut, kuku, wajah, bentuk tubuh, dan pakaian berlebihan. Kalaupun berwahjah tidak cantik, sebagai kompensasi ia suka menghabiskan waktu hanya untuk urusan penampilan.
Mereka juga tidak bertanggung jawab terhadap kehidupan seksualnya. Kebanyakan karena sejak kecil selalu dipuji bahwa ia cantik, ia menjadi sombong dan merasa dirinya lebih dari orang lain.
- Istri yang “anak mama”Istri tipe ini akan pulang ke ibunya setiap menghadapi masalah dengan suami. Secara emosional ia tidak pernah bisa terlepas dari keluarganya. Hubungan emosional dengan keluarga terlalu kuat sehingga apa pun selalu dikonsultasikan dengan orang tuanya. Akhirnya, si suami akan selalu dibikin “pusing” karena campur tangan mertua. Tipe istri begini umumnya kurang cakap dalam mengelola rumah tangga dan menjadi biang ketidakberesan rumah tangga. Karena selalu dimanja oleh orang tua, ia juga ingin selalu dimanja suami. Padahal, perilaku demikian tidak disukai para suami. Ia tetap ingin seperti anak kecil, enggan menjadi dewasa. Sebab, menjadi dewasa dan matang dibutuhkan usaha yang dirasakan terlalu berat baginya.
- bersambung -