Penulis
Intisari-Online.com – Bagaimana dengan ciri-ciri para suami? Sebenarnya ada empat tipe utama suami, namun keempat tipe itu bisa dikelompokkan menjadi dua kategori sebagai berikut.
Segala yang direncanakan tidak untuk kepentingan pribadi. Temperamennya stabil dan lebih suka berdiskusi daripada berdebat. Ia tidak lupa untuk memberikan pujian pada masakan sang istri walaupun mungkin ia sendiri pintar memasak. Ia juga suka memuji sang istri di hadapan orang lain, ingat hari ulang tahunnya, serta perayaan-perayaan lain. Ia pandai menciptakan suasana enak dalam rumah dan tidak keberatan pada pendapat istri bahwa ia merupakan inspirasi di belakang kesuksesan suami. Dalam kehidupan seksualnya pun ia mencapai kepuasan. Mempunyai rasa humor dan dapat menghargai pandangan wanita dalam segala hal.
Suami yang baik sebenarnya tak perlu harus memiliki semua persyaratan ini. Kalaupun hanya memiliki 50%-nya, hidup perkawinan sudah lumayan bagus, asalkan istri pun wanita yang baik dan penuh kasih.
Sedangkan kelompok pria agresif yang bersifat negatif lebih mementingkan diri sendiri dan penuntut. Istri diharapkan dapat mengikuti semua kehendaknya. Ia menikah hanya untuk mendapatkan kesenangan guna memenuhi keinginan serta kepuasan seksual. Suka memperbudak istri, mudah melontarkan kemarahan, dan berpendapat bahwa kegiatan wanita hanya sekitar dapur dan kamar tidur.
Dalam kenyataan, tidak banyak pria yang bertabiat buruk seperti itu. Namun, bila sifat buruknya cukup tinggi, kepribadiannya perlu diteliti dengan saksama dan ditemukan penyebabnya, sebelum beralih ke neurosis yang lebih berat.
Umumnya mereka mudah bergaul dengan istri tipe apa pun, entah penurut entah agresif. Ia jarang mengeluh dan hidup perkawinannya penuh romantika. Ia pun memperlakukan istrinya sebagai kekasih sekaligus sahabat.
Namun hidup perkawinannya bisa sukses, bisa tidak. Soalnya, tidak semua wanita menghargai tipe pria lembut dan kurang menantang ini. Kalau sifat baiknya ini tidak diimbangi dengan sifat tegas, bisa jadi sang istri kurang menghargai sifat yang dianggapnya kurang “jantan” ini. Wanita pintar akan lebih tertarik pada pria yang lebih “jantan” dan lebih aktif dalam kehidupan seksualnya. Bisa saja suatu saat istri meninggalkannya karena merasa bosan.
Sifat ini juga akan menjadi negatif kalau ditambah sifat manja. Mungkin suami macam ini masih ingin berlindung “di bawah ketiak” ibunya. Ia juga pemalu, takut dikritik, serta mudah tersinggung atau sakit hati. Setiap terbaring sakit, ia minta begitu banyak perhatian. Dalam hal hubungan seksual, ia suka kikuk, pasif, kurang cakap, atau malah menderita gangguan seksual. (Intisari)