Intisari-Online.com - Sebelum masuk pada tahap mengobati, tentunya lebih baik bila terlebih dahulu masuk ke tahap pencegahan. Berikut beberapa cara yang ditawarkan Nathanael E. J. Sumampouw, psikolog klinis dari Universitas Indonesia:
- Memiliki daftar sumber-sumber dukungan yang dapat menjadi tempat bercerita dan mengadu ketika tertimpa masalah.
- Memiliki daftar aktivitas yang dapat membuat kita bangkit dalam kondisi depresi yang bisa saja berupa hal-hal sederhana seperti menarik nafas dalam, mendengarkan musik ataupun berolahraga.
- Menjadi self researcher. Kita harus peduli pada diri sendiri. Misalnya kita tahu kondisi apa saja yang sangat mungkin membuat depresi dan menyiapkan cara menghindari atau menghadapinya.
- Semaksimal mungkin berbagai kebaikan dengan orang lain karena dapat membuat diri kita tetap merasa berguna (karena dalam kondisi depresi biasanya individu merasa tidak berguna).
Untuk mengobati atau setidaknya mengurangi gejala depresi, seorang penderita akan menhadapi banyak pilihan, baik melalui cara fisik ataupun psikologis. Untuk cara fisik, disebut juga medis, bisa melalui penggunaan antidepresan, antipsikotik, atau
Electroconvulsive Therapy (ECT). Sedangkan untuk psikologis antara lain:
Cognitive Behaviour Therapy (CBT) dan
Interpersonal Therapy (IPT). Menurut Balck Dog Institute, khusus untuk
major depression, pilihan pengobatannya dapat lebih cepat dan aman karena tidak melulu melalui cara medis yang kadang memiliki efek samping.
Untuk mengawali pengobatan atau pertolongan bagi penderita depresi, baik diri sendiri maupun individu sekitar, Nael menekankan untuk ditanamkannya pola pikir bahwa depresi, juga gangguan jiwa yang lain, adalah suatu continuum dari manusia, bukanlah sesuatu yang salah atau aneh, “Everybody has their own problems,” ujarnya. Hal ini akan sangat membantu karena tidak akan memunculkan stigma yang seolah-olah memisahkan penderita depresi dengan lingkungannya.