Intisari-Online.com - Apakah para orangtua sudah bisa membedakan bakat dan minat dari anaknya? Menurut psikolog anak Mira D. Amir, dalam acara peluncuran program baru dari Kraft Food Inc., bakat adalah potensi yang dimiliki oleh anak sejak dia lahir. Meskipun demikian, orangtua selaku orang yang paling dekat dengan anak, adalah faktor terpenting dalam perkembangan bakat serta kematangan si anak.
Untuk membedakan bakat dan minat ini Mira memberi penjelasan. ”Biasanya kalau anak itu minat, tingkat kebosanannya itu lama. Dia akan bertahan dalam kurun waktu yang lama untuk satu bidang. Tapi berbeda dengan bakat, si anak yang berbakat, akan cenderung cepat bosan dan ogah-ogahan.”
Oleh karena itu, untuk menjaga agar potensi bakat yang dimiliki oleh anak tetap terjaga, berikut ada beberapa saran dari Mira.
- Jangan panik. Orang tua kerap tidak siap dengan bakat - terutama bakat aneh - yang dimiliki oleh si anak. Imbasnya, orangtua sering terlihat panik dan ujung-ujungnya melarang si anak.
- Jangan menegur secara berlebihan. Seringkali orangtua yang tidak suka dengan bakat anaknya menegur si anak secara keras. Lebih dari itu, orangtua bahkan kadang berperan penting terhadap hilangnya potensi yang dimiliki oleh si anak. Misal dengan, “Mau jadi apa kamu dengan bermain film?” atau “Emang pelukis jelas masa depannya?”, dan sebagainya.
- Ikut merasakan apa yang dirasakan oleh anak. Ini yang kadang jarang dimiiki oleh orangtua. Mereka lebih suka memaksakan kehendaknya dari pada menuruti apa yang diinginkan oleh si anak. Padahal ikut merasakan apa yang dirasakan oleh anak berperan penting terhadap kepercayaan diri si anak ke depan.
Jadi, bapak ibu yang budiman, sudah seberapa besar peranan Anda dalam menggali potensi anak kita?