Find Us On Social Media :

Ini Dia Cara Anak Belajar Meniru

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 2 Agustus 2013 | 15:00 WIB

Ini Dia Cara Anak Belajar Meniru

Intisari-Online.com – Dalam proses pendewasaan diri, manusia tidak pernah lepas dari proses meniru. Tentunya itu sah-sah saja, karena kita semua melakukannya. Hanya saja pada masa kanak-kanak, harus diwaspadai hal-hal negatif yang ikut terserap. Apalagi saat usia dewasa, manusia cenderung meniru hal abstrak.

Albert Bandura, psikolog AS, menyatakan kebanyakan proses belajar terjadi tanpa penguatan (reinforcement) yang nyata. Dalam penelitiannya, ternyata orang dapat mempelajari respons baru hanya dengan melihat respon orang lain. Bahkan proses belajar tetap terjadi tanpa ikut melakukan hal yang dipelajari itu dan model yang diamatinya juga tidak mendapat penguatan dari tingkah lakunya.

Belajar melalui observasi jauh lebih efisien dibandingkan dengan belajar melalui pengalaman langsung. Melalui observasi atau pengamatan orang dapat memperoleh respon yang tidak terhingga banyaknya, yang mungkin diikuti dengan hubungan dan penguatan. Observational learning atau belajar melalui observasi, yakni perilaku seseorang diperoleh melalui proses peniruan perilaku orang lain. Berikut ini ragam peniruan atau modeling.

Inti dari belajar melalui observasi adalah modeling. Peniruan atau meniru sesungguhnya tidak tepat untuk mengganti katamodeling, karena modeling bukan sekadar menirukan atau mengulangi apa yang dilakukan model (orang lain). Tetapi modelingmelibatkan penambahan dan atau pengurangan tingkah laku yang teramati, menyamaratakan berbagai pengamatan sekaligus, dan melibatkan proses kognitif.

Melalui modeling orang dapat memperoleh tingkah laku baru. Ini dimungkinkan karena adanya kemampuan kognitif. Pendorong berbentuk tingkah laku model ditransformasikan menjadi gambaran mental, dan yang lebih penting lagi ditransformasikan menjadi simbol verbal yang dapat diingat kembali suatu saat nanti.

Ada dua dampak modeling terhadap tingkah laku lama. Pertama, tingkah laku model yang diterima secara sosial dapat memperkuat respon yang sudah dimiliki pengamat. Kedua, tingkah laku model yang tidak diterima secara sosial dapat memperkuat atau memperlemah pengamat untuk melakukan tingkah laku yang tidak diterima secara sosial, tergantung apakah tingkah laku model itu diganjar atau dihukum.

Dewasa ini sebagian besar tingkah laku berbentuk simbolik. Film dan televisi menyajikan contoh tingkah laku yang tidak terhitung yang mungkin mempengaruhi pengamatnya. Sajian itu berpotensi sebagai sumber model tingkah laku.

Saat ini, Anda sedang meniru atau ditiru? (Intisari)