Penulis
Intisari-Online.com - Relasi menantu perempuan dengan mertuanya rawan diwarnai konflik. Selain karena faktor psikologis, faktor material seperti masalah keuangan, juga menjadi pemicunya.
Untuk menghindari relasi yang berpotensi konflik dengan keluarga pasangan, psikolog Rieny Hassan menyarankan langkah berikut.
1) Ketahuilah latar belakang pasangan kita, dalam arti bagaimana pola hubungan dengan keluarganya, dan kaitan psikologis antara ibu mertua dengan pasangan kita. Kalau dia terlalu erat dengan ibu dan adik-adiknya biasanya orang lain akan susah sekali masuk ke dalam hubungan itu, termasuk istri.
2) Mulailah berumahtangga secara baik-baik. Pernikahan yang dilatari motivasi-motivasi yang tidak jelas akan membuat pernikahan mudah sekali goyah.
3) Selama tidak mengganggu anggaran keluarga, tidak perlu menegur kebiasaan suami memberi uang pada ibunya.
4) Tidak usah mau tahu terlalu detail soal kehidupan keluarga besar pasangan, terutama jika hal itu hanya akan menimbulkan sakit hati. Yang penting menjaga hubungan suami-istri dan anak.
5) Jangan menjauhkan diri dari keluarga suami karena mereka selalu membutuhkan informasi dari tangan pertama tentang kita.
Bagi pihak suami, posisinya lebih menguntungkan. Biasanya mereka tidak mempunyai masalah dengan keluarga istri. Hanya saja, kadang ada istri yang kurang beruntung karena suami yang misalnya berselingkuh. Jadi, para suami sebaiknya memberikan porsi yang adil kepada pihak istri seperti halnya dia berikan kepada keluarganya sendiri.
--
Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Intisari Ekstra September 2013 dengan judul asli “Melebur Dalam Keluarga Tanpa Hancur”. Ditulis oleh Rusman Nurjaman.