Find Us On Social Media :

Kaum Pendiam (2) : Pendiam Bukan Berarti Antisosial

By Birgitta Ajeng, Kamis, 5 Desember 2013 | 05:30 WIB

Kaum Pendiam (2) : Pendiam Bukan Berarti Antisosial

Intisari-Online.com - Psikolog Lembaga Psikologi Terapan (LPT) UI Jakarta, Mira D. Amir menjelaskan, dalam ilmu psikologi, sifat pendiam sebagaimana terpapar pada beberapa contoh di tulisan sebelumnya, dikenal dengan istilah introvert. Orang awam mengistilahkannya, pendiam.Menurut Mira, seseorang dengan karakter introvert cenderung lebih senang menghabiskan waktu dengan dirinya sendiri dibandingkan dengan bersama-sama orang banyak."Bukan berarti mereka antisosial. Mereka bisa bersosialisasi, tetapi kalau disuruh memilih, mereka akan jauh lebih nyaman jika tidak berada berlama-lama di sana," jelasnya.Kolumnis terkenal Amerika Serikat, Jonathan Rauch, dalam artikelnya "Caring for Your Introvert" yang dimuat di The Atlantic Monthly (2003), memaparkan lebih dalam perihal konsep introvert ini.Rauch mengawali artikelnya dengan pertanyaan berikut: "Pernah tahu seseorang yang perlu menyendiri, berjam-jam setiap harinya? Yang gemar mengobrol tentang ide-ide, tentang perasaan? Yang kadang-kadang bisa mempresentasikan sesuatu dengan hebat di hadapan banyak orang, tapi begitu canggung saat berada di kelompok yang lebih kecil? Yang harus ditarik-tarik untuk datang ke pesta, lalu perlu seharian penuh untuk 'penyegaran kembali'?"Kalau jawaban dari pertanyaan-pertanyaan itu adalah: ya, besar kemungkinan Anda telah bertemu dengan seorang introvert.Rauch menjelaskan, setelah satu atau dua jam bersosialisasi, kaum introvert merasa perlu off sejenak dan "mengisi baterai" kembali. Bagi Rauch (yang ternyata juga introvert) diperlukan dua jam menyendiri untuk setiap jam bersosialisasi. Tapi, tegasnya, ini bukanlah gejala antisosial, depresi, atau sinyal untuk darurat medis. Bagi kaum introvert, menyendiri itu sama menyegarkannya dengan tidur, makan, atau merawat diri.Kebalikan dari introvert yakni kaum extrovert. Si extrovert ini bisa on fire karena terpacu keberadaan orang lain. Dia akan layu atau pudar bila sedang sorangan wae alias seorang diri saja. Para extrovert juga sering bosan terhadap dirinya. Jika tak percaya, coba tinggalkan si extrovert sendirian, dua menit saja. Seketika Anda akan menemukannya sedang mencari seseorang yang bisa diajak bergosip-ria lewat ponselnya.Konsep introvert-extrovert sendiri muncul pada tahun 1920-an dari ahli psikoanalisis, bernama Carl Gustav Jung. Kini, konsep yang diperkenalkan Jung ini bahkan menjadi variabel penting di berbagai macam tes kepribadian, termasuk Myers-Briggs Type Indicator (tes untuk pengambilan keputusan) yang banyak diaplikasikan saat ini. (bersambung)--Tulisan ini dimuat di Majalah Intisari Edisi Oktober 2009, ditulis oleh T. Tjahjo Widyasmoro dan Dhini Gilang Prasasti dengan judul asli “Dunia Senyap Kaum Pendiam”.