4 Mitos yang Berpotensi Merusak Hubungan Anda

Moh Habib Asyhad

Penulis

4 Mitos yang Berpotensi Merusak Hubungan Anda

Intisari-Online.com -Sejak kecil, kita sering dibombardir dengan pesan-pesan tentang cinta dan hubungan yang harmonis. Tapi sialnya, tidak semua pesan itu menolong. Sebalikya, ia menjadi mitos yang berpotensi membuat kerusakan dalam sebuah hubungan.

Dalam bukunya ACT with Love, Russ Harris membeberkan empat mitos besar yang berkaitan dengan hubungan, yang kerap berkelindan di sekitar kita.

  1. The perfect partner
Sepertinya idagium lama masih berlaku: tidak ada yang sempurna, begitu juga dengan pasangan. Sebelum Anda kecewa sebaiknya perhatikan ini: pada kenyataannya, apa yang kita cari bukanlah yang paling “sempurna”. Harris lebih suka menyebutnya dengan mitra cukup baik. Meski demikian, kita berhak menentukan untuk mencari kualitas tertentu sesuai yang kita inginkan. Sisanya, bisa menjadi bahan negosiasi bersama

  1. Kamu melengkapiku
Banyak anggapan, bahwa pasangan suami istri adalah sebuah puzzle yang akan saling menutup satu dengan yang lain. Banyak juga yang beranggapan, “Kalau saja saya punya pasangan yang bisa melengkapiku, pasti saya akan bahagia”.

Menurut Harris, hubungan bukan tentang menemukan seseorang yang cocok, melainkan lebih pada proses belajar untuk mengidentifikasi dan menerima perbedaan. Pada akhirnya, pasangan ini akan bekerja melalui perbedaan-perbedaan dan saling mendukung.

  1. Cinta itu simpel
Banyak pasangan yang terjebak dalam ide bahwa cinta itu harus mengalir. Jika ada kesulitan atau konflik, itu berarti ada sesuatu yang salah dengan hubungan dan perlu mencari pasangan lainnya. Berada dalam hubungan jangka panjang memang banyak tantangan. Benjolan dan rintangan pasti ada, tapi dengan fleksibilitas dan kesadaran tinggi kita dapat belajar bagaimana harus menavigasi persoalan ini.

  1. Cinta sejati
Saat sedang merasakan cinta, kita berharap akan selalu bahagia, dan ketika tidak, kita akan goyah lantas menyebutnya "Ah, ini bukan cinta sejati". Harris dengan tegas mengatakan cinta bukanlah pengalaman yang statis, ia memiliki pasang surut dan aliran. Ada saat kita merasa dengan pasangan, ada saat kita renggang.

Perlu diingat, gairah akan semakin turun seiring waktu. Hubungan yang baik adalah tahu bagaimana kita beranjak ketika memulai, bagaimana memelihara perasaan keintiman, dan bagaimana bekerja melalui konflik.

”Setelah itu, sebuah pasangan akan bisa menentukan kekuatan, kedalama, dan umur panjang dalam sebuah hubungan,” tulis Harris dalam bukunya. (huffingtonpost.com)