Meringankan Sariawan dengan Air Garam

Moh Habib Asyhad

Penulis

Meringankan Sariawan dengan Air Garam

Intisari-Online.com -Hampir seluruh dokter spesialis mulut sepakat, tidak ada obat khusus untuk gangguan sariawan. Meski demikian, bukan berarti rasa sakit yang alang-kepalang tidak bisa diringankan. Salah satunya adalah berkumur menggunakan air garam.

“Nama medis untuk sariawan adalah Stomatitis aphthosa recurrent (SAR). Penyakit ini bukanlah infeksi. Karena itu, sariawan tak didahului demam, tidak disertai radang kelenjar getah bening regional dan tidak mudah berdarah,” terang Dr. Drg. Harum Sasanti, SpPM, seorang dokter ahli penyakit mulut.

Sariawan meninggalkan luka berupa cekungan dangkal, tepinya jelas dan beraturan, berbentuk bulat atau ovaldan dikelilingi halo berwarna merah. Luka yang biasa terjadi di bagian mulut yang basah ini terasa sangat menyakitkan.

Penyakit ini termasuk self limiting disease atau penyakit yang sembuh dengan sendirinya. Untuk meringankan derita yang disebabkan oleh sariawan, Dr. Harum menyarankan kumur memakai air garam perlahan-lahan. Selanjutnya pasien dianjurkan untuk menjaga kesehatan mulut agar sariawan tidak bertambah parah.

“Gigi-gigi rusak dan tak terawat, banyak karies akan memperparah keadaan sariawan. Hindari penggunaan kawat gigi yang tidak cocok buat mereka yang rentan terkena sariawan. Pilih juga pasta gigi yang cocok,” ujar Harum.

Kekurangan vitamin C itu mitos!

Seseorang yang rentan terkenan gangguan sariawan disarankan untuk menghindari makanan mengandung penyedap, pengawet, dan pewarna. Makanan-makanan yang mengandung zat-zat tersebut, menurut Harum, cenderung memicu alergi yang ujung-ujungnya memicu terjadinya sariawan.(Baca juga: Salah Kaprah Sariawan)

Ada satu lagi salah kaprah yang menyebut bahwa sariawan adalah gangguan akibat kekurangan vitamin C, padahal aslinya bukan. “Banyak pasien yang rajin makan buah dan sayur tetapi masih kena sariawan. Masyarakat masih beranggapan bahwa sariawan disebabkan oleh kekurangan vitamin C. Padahal sariawan lebih ada hubungannya dengan kekurangan vitamin B,” ujar Harum. (Lusia Kus Anna|kompas.com)