Osteosarkoma, Kanker Tulang yang Sering Menyerang Anak (3)

Birgitta Ajeng

Penulis

Osteosarkoma, Kanker Tulang yang Sering Menyerang Anak (3)

Intisari-Online.com - Kalau sudah telanjur parah, penanganan osteosarkoma, kanker tulang yang sering menyerang anak, akan lebih rumit dan panjang. Persentase keberhasilannya juga mengecil. Perlu diketahui, penanganan untuk tiap jenis kanker berbeda-beda. Untuk itu, diperlukan diagnosis yang mendalam supaya penanganannya tepat.

Osteosarkoma termasuk jenis kanker tulang primer, karena asal kanker dari tulang itu sendiri. Maka itu, jenis pemeriksaan untuk osteosarkoma dimulai dari darah tepi, laktat dehidrogenase, dan alkalin fostase. Hal itu untuk melihat tingkat keganasan kanker.

(Baca juga: Ajak Anak Berolahraga Sejak Dini)

Pemeriksaan berikutnya adalah rontgen, untuk memastikan lokasi sakit. Computerized Tomography (CT)-Scan juga kadang dilakukan, untuk melihat kemungkinan penyebaran ke paru-paru.

Setelah itu, dilakukan Magnetic Resonance Imaging (MRI), untuk melihat asal kanker. Setelah semua data lengkap, baru dilakukan tindakan operasi. Teknologi kemoterapi dikombinasikan dengan pengobatan untuk menghancurkan sel kanker. Walaupun memakan waktu dan relatif mahal, terapi kemoterapi ini cukup signifikan dalam membunuh kanker tulang tersebut.

Tapi jika hasilnya masih dianggap jelek, barulah pasien masuk kamar bedah. Umumnya, kamar bedah diperuntukkan untuk pasien kanker tingkat II atau III. Ada dua pilihan tindakan pembedahan, yaitu menyelamatkan tulang dengan mengangkat jaringan rusak dan digantikan dengan jaringan lunak lain, atau amputasi.

(Baca juga: Aktif Olahraga Melindungi Anak dari Stres)

Dr. Fauzi menjelaskan, amputasi dilakukan justru untuk kebaikan pasien. Kanker yang dibiarkan akan lebih membuat kondisi kian buruk, dan kanker pun akan menjalar. Kalau sudah stadium lanjut, kanker bisa menjalar sampai ke paru-paru, tulang belakang, sampai ke kelenjar getah bening.

Karena kemajuan teknologi, pilihan amputasi sebenarnya bisa disingkirkan. Pilihannya dengan mengganti tulang yang rusak dengan tulang tiruan atau donor. Akhir 2011 lalu, dr. Fauzi berkisah, timnya sudah berhasil mencangkokkan tulang buatan berbahan logam kepada pasien kanker tulang. Tapi tetap saja, lebih baik mencegah daripada mengobati, deh!

-bersambung-

---

Tulisan ini ditulis oleh Th. Tjahjo Widiasmoro dan JB Satrio Nugroho di Majalah Intisari Extra Resep Mujarab Keluarga Sehat 2013 dengan judul asli Kanker Tulang pun Menyerang Anak.