Penulis
Intisari-Online.com - Memang, selama bertahun-tahun, mengonsumsi susu dipercaya mampu membuat tulang menjadi kuat. Namun, beberapa penelitian baru mencoba mengungkap, apakah benar, susu membuat tulang menjadi kuat?Salah satu bahan utama bagi kesehatan tulang adalah kalsium. Mineral ini memberikan kekuatan struktural bagi tulang dan gigi, juga membantu tubuh melakukan berbagai fungsi lain, seperti proses pembekuan darah dan menghantarkan impuls saraf. Secara normal, tubuh akan mendapatkan kalsium yang dibutuhkan dari tubuh. Namun jika tidak memungkinkan, maka tubuh akan menarik kalsium dari tulang, dan membuat tulang lemah seiring berjalannya waktu.(Baca juga:Susu Murni Tak Baik untuk Bayi dan Wanita Hamil)Hal inilah yang membuat National Osteoporosis Foundation merekomendasikan masyarakat untuk mengonsumsi antara 1.000 dan 1.200 miligram kalsium setiap harinya. "Susu dan produk susu merupakan sumber kalsium yang baik," kata Dr Michael E. Lewiecki, M. D., dari New Mexico Clinical Research & Osteoporosis Center. "Secara umum, satu cangkir susu, yoghurt dalam wadah kecil, atau satu ons keju memiliki 300 miligram kalsium." Ini berarti, pada dasarnya kita bisa memenuhi kebutuhan yang direkomendasikan hanya dengan menelan tiga cangkir susu.Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa peneliti berpendapat, susu sebenarnya dapat menyebabkan tulang kehilangan kalsium. Ada dugaan yang menyebutkan, tubuh yang mencerna susu akan meninggalkan residu asam yang membuat urin (juga tubuh) lebih asam. Akibatnya, untuk menyeimbangkan hal tersebut, tubuh akan menarik mineral alkali, seperti kalsium dari tulang. Pada tahun 2011, sepasang peneliti mencoba untuk membuktikan dugaan tersebut.Mereka menjelaskan, tingkat keasaman urin tidak mengindikasikan tingkat keasaman tubuh. Terlebih, mereka juga mencatat bahwa beberapa studi telah menemukan, konsumsi susu benar-benar menghasilkan urin alkali, bukan urin asam.Beberapa ahli juga menunjukkan, tingkat patah tulang tertinggi terjadi di negara-negara yang banyak mengonsumsi susu. Namun, sebuah ulasan yang dibuat pada tahun 2011 menekankan, ada banyak faktor yang memengaruhi kesehatan tulang, seperti aktivitas fisik, faktor genetik, dan berat tubuh. Dari situ, diketahui, tingkat patah tulang yang lebih tinggi di negara-negara maju-termasuk Amerika Serikat-mungkin dipengaruhi oleh aktivitas masyarakatnya yang terlalu capek bekerja serta faktor gaya hidup, ketimbang faktor konsumsi susu.Selama bertahun-tahun, penelitian berusaha menganalisis, apakah benar susu membuat tulang menjadi kuat. Sebuah penelitian baru menemukan, pria tua yang minum banyak susu saat remaja memiliki peningkatan risiko untuk patah tulang pinggul. Studi lain juga menunjukkan, konsumsi susu dan yoghurt menyebabkan kepadatan mineral tulang yang lebih tinggi pada bagian pinggul. Secara keseluruhan, mayoritas penelitian menunjukkan, susu punya beberapa efek menguntungkan bagi kesehatan tulang.(Baca juga:Susu Kedelai Tak Kalah dengan Susu Sapi)"Dalam pertumbuhan tulang dan kesehatan, kita butuh sejumlah protein, kalium, kalsium, dan nutrisi lain," kata Dr. René Rizzoli, M.D., kepala divisi penyakit tulang di Geneva University Hospital di Swiss. "Karenanya, makanan yang punya kandungan jumlah yang paling seimbang untuk mencukupi kebutuhan ini adalah susu dan produk susu lainnya." (Huffingtonpost)