Find Us On Social Media :

Mensiasati Penggunaan Obat Antisembelit yang Benar

By Moh Habib Asyhad, Kamis, 22 Mei 2014 | 15:00 WIB

Mensiasati Penggunaan Obat Antisembelit yang Benar

Intisari-Online.com - Gaya hidup modern disinyalir menjadi salah satu penyebab orang kesulitan buang air besar. Jika orang dulu banyak memakan sayuran berserat, maka orang sekarang cenderung banyak mengonsumsi nasi dan tepung yang nir-serat. Akibatnya, orang mudah terkena sembelit. Lalu bagaimana mensiasati penggunaan obat antisembelit?

Ketika mengalami sembelit, “pasien dapat mengambil langkah terapi farmakologis antara lain dengan terapi melunakkan kotoran dan terapi meningkatkan gerakan peristaltik usus dengan minum obat pencahar atau pun dengan bantuan produk yang dimasukkan ke dalam dubur,” kata Dr. Chudahman Manan, SpPD-KGEH dari Fakultas Kedokteran UI/RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, seperti dilaporkan Kompas.com.

Ketika digunakan dengan benar, dalam arti sesuai petunjuk dokter, obat-obatan pencahar umumnya aman. Kadang obat pencahar bisa menyebabkan kram, kembung, pusing atau diare. Uji klinis pencahar mengandung bisacodyl menunjukkan efek samping berupa diare. Namin tidak terjadi efek samping serius terhadap pasien.

Meski dmeikian, minum obat antisembelit ada aturannya. “Obat antisembelit itu sudah diuji klinis dan terbukti aman digunakan selama empat minggu. Kalau empat minggu tidak ada perubahan, sebaiknya berobat ke dokter,” kata Dr. Chudahman.(Baca juga: 9 Penyebab Sembelit

Sembelit yang tak teratasi selama lebih dari empat minggu ini wajib diwaspadai karena bisa jadi merupakan bentuk gejala kanker. Tanda yang paling jelas adalah penurunan berat badan lebih dari 75 persen berat awal tanpa alasan jelas dalam waktu satu bulan.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah adanya perdarahan melalui anus dan kram perut. Kram perut itu bisa merupakan tanda adanya sumbatan yang disebabkan oleh banyaknya tumor di usus. (Kompas.com)