Penulis
Intisari-Online.com - Gedung Putih telah berjanji, bahwa CIA tidak akan lagi menggunakan program vaksinasi untuk kegiatan spionase. Ini adalah respon terhadap keputusan CIA ketika melancarkan tipu muslihat di Pakistan, sebelum serangan AS yang menewaskan Osama bin Laden, tiga tahun lalu.(Baca juga:WHO: Wabah Polio, Kejadian Luar Biasa!)Seorang juru bicara Gedung Putih mengatakan, penasihat kontraterorisme Presiden Barack Obama, Lisa Monaco telah merespon surat dari para dekan yang berasal dari sekolah kesehatan terkemuka pada minggu lalu. Surat tersebut terkait tipu muslihat CIA yang dinilai dapat menyebabkan konsekuensi serius bagi kesehatan masyarakat.Monaco mengatakan kepada para dekan, CIA telah sepakat tidak lagi menggunakan program vaksinasi atau pekerja dengan tujuan intelijen. CIA juga setuju untuk tidak menggunakan bahan genetik yang diperoleh melalui program tersebut. Pada tahun 2011, CIA merekrut seorang dokter Pakistan, Shakil Afridi untuk menawarkan program vaksinasi hepatitis di kota Pakistan. Pada saat itu, program vaksinasi dibuat untuk menyamarkan tujuan mendapatkan sampel DNA dari senyawa bin Laden. Amerika Serikat ingin memastikan bahwa bin Laden berada di sana sebelum meluncurkan operasi ke negaa lain.Afridi dihukum karena pengkhianatan, dan dipidana 33 tahun kurungan penjara di Pakistan. Pada tahun 2013, hukuman tersebut dibatalkan. Saat ini, Afridi menghadapi pengadilan uang.(Baca juga:Vaksin untuk Perjalanan Internasional)Pekan lalu, Departemen Kesehatan Pakistan mengumumkan, mereka akan mengharuskan semua wisatawan yang meninggalkan negara mereka harus mendapatkan vaksinasi polio terlebih dahulu. Langkah tersebut lantas diikuti oleh WHO di awal bulan ini, bahwa penyebaran polio adalah keadaan darurat bagi kesehatan masyarakat internasional. WHO mengidentifikasi Pakistan, Suriah, dan Kamerun, sebagai negara-negara yang telah mengizinkan polio menyebar ke luar perbatasan. (VOA)