Intisari-Online.com – Cedera saat berolahraga itu mah biasa. Yang gawat adalah kalau penanganannya tidak benar.
Fakta menarik soal cedera saat berolahraga ini pernah diungkapkan dalam buku Pustaka Kesehatan Populer; setiap tahun dinas kesehatan Amerika menangani lebih dari 10 juta kasus cedera yang berhubungan dengan olahraga. Yang mencengangkan 3,5 juta di antaranya terjadi pada anak-anak di bawah 15 tahun. Oleh sebab itu, penerapan olahraga yang tepat tak boleh diabaikan. Kalaupun telanjur cedera saat berolahraga, setidaknya kita tahu bagaimana pertolongan pertamanya. Setelah itu, ya periksalah ke dokter.
(Baca juga: Menghindari Cedera Saat Olahraga Lari)
Sebaiknya kita mengetahui tata cara pertolongan pertama pada cedera saat berolahraga. Selain untuk mengurangi rasa sakit, cara yang dikenal dengan istilah “RICE” ini juga mencegah cedera agar tak bertambah parah. Namun, tentu saja setelah RICE diaplikasikan, kita perlu berobat ke dokter supaya penyembuhan lebih maksimal.
- Rest (istirahat). Istirahat sangat diperlukan agar jaringan di daerah cedera bisa segera sembuh. Namun, bukan berarti tubuh tidak bergerak total. Bagian tubuh yang tidak cedera tetap harus digerakkan untuk mencegah menurunnya kondisi tubuh.
- Ice (es). Kompres bagian cedera dengan es untuk mengurangi nyeri atau bengkak.
- Compression (balut dengan perban). Pembengkakan yang terjadi akibat cedera membuat bagian tersebut sulit digerakkan. Untuk mengendalikan pembengkakan, perlu dibalut dengan perban elastik hingga bengkak hilang.
- Elevation (menaikkan posisi). Posisikan bagian yang bengkak lebih tinggi dari posisi jantung agar bengkak berkurang.
“Pertolongan pertama seperti RICE hanya dapat memulihkan 80%. Kalau tidak disertai latihan, bagian yang cedera akan tetap kendur. Struktur jaringan menjadi jelek dan tidak sekuat dulu,” jelas dr. Angelica Anggunadi, tim dokter di Indonesia Sports Medicine Centre (ISMC). Efeknya, orang tersebut rentan cedera lagi.
Kemudian dilakukan rehabilitasi cedera yang sebetulnya memberikan kesempatan kepada jaringan yang luka untuk healing sekaligus menguatkan otot-otot di sekitar sendi. Dengan begitu, sendi bisa bekerja lebih ringan. Tapi kalau memang cedera tidak sembul maksimal dengan tindakan konservatif, operasi menjadi alternatif. “Kami akan membeirkan rujukan kepada dokter ortopedi khusus untuk olahraga. Efek yang kami harapkan tentu return to sport activity,” tutur Angel. (Nur Rest Agtadwimawanti – Intisari Extra Segar, Sehat, dan Bugar)
(Baca juga: Semprotan Ajaib Pemusnah Cedera)