Sesat Pikir: Anak Gemuk itu Baik

K. Tatik Wardayati

Penulis

Sesat Pikir: Anak Gemuk itu Baik

Intisari-Online.com – Hampir 1 dari 3 orangtua yang anaknya dirujuk ke klinik obesitas tidak menganggap bahwa obesitas pada anak mereka sebagai masalah kesehatan, demikian kesimpulan para peneliti. Banyak orangtua berpikir anak gemuk itu baik.

Para peneliti menemukan bahwa 31 persen dari orangtua yang anaknya obesitas atau kelebihan berat badan menganggap anak mereka dalam kondisi yang baik-baik saja, dan 28 persen orangtua tidak melihat berat badan anak mereka sebagai masalah kesehatan yang serius.

(Baca juga: Gemuk Tak Lagi Menggemaskan, Tapi Mencemaskan)

Mungkin sulit bagi orangtua untuk bersikap objektif tentang berat badan dan kesehatan anak mereka kecuali orang lain, seperti dokter anak atau petugas kesehatan di sekolah, yang memberitahu mungkin ada masalah. Demikian tulis peneliti Dr. Kyung Rhee, asisten profesor pediatri di University of California, San Diego School of Medicine. Masih banyak orangtua yang berpikir anak gemuk itu baik.

Untuk menentukan bagaimana orangtua termotivasi agar membuat perubahan dalam kebiasaan anak mereka dan tingkat aktivitas, para peneliti melakukan survei terhadap 202 orangtua yang anaknya dirujuk ke klinik obesitas pediatrik di Rhode Island. Anak-anak itu berumur antara 5 – 20, dan 94 persen mengalami obesitas. Temuan ini dipublikasikan dalam Journal of Academy of Nutrition and Dietetics.

(Baca juga: Kurang Tidur pada Anak Tingkatkan Risiko Obesitas)

Namun, tampaknya para orangtua itu lebih mudah untuk membantu anak-anak mereka makan makanan sehat daripada mendorong anak-anak mereka untuk berolahraga, demikian hasil penelitian.

Hasil survei juga menunjukkan bahwa hampir 62 persen orangtua melaporkan mereka mengambil langkah dengan memperbaiki pola makan anak mereka dengan memperbanyak asupan buah-buahan dan sayuran, mengurangi makanan cepat saji, permen, dan ngemil. Namun, hanya 41 persen orangtua yang membantu anak mereka dengan memperbanyak aktivitas fisik, seperti berjalan, menari, atau berolahraga, sesuai aturan yang dianjurkan per hari.

Tidak jelas, mengapa orangtua merasa kurang nyaman untuk mendorong anak-anak mereka agar lebih aktif. Penelitian ini menunjukkan pula bahwa orangtua harus lebih siap untuk membuat perubahan pada aktivitas anak-anak sejak dini, dan ini akan semakin sulit bila anak-anak beranjak remaja. Sementara, mayoritas anak-anak yang kelebihan berat badan pada usia praremaja bisa berlanjut hingga dewasa.

Yang jelas, sejak dini, anak-anak harus mulai diperkenalkan pada perilaku makan dan aktivitas yang sehat. Dan jika anak sudah terlanjur kelebihan berat badan atau obesitas, orangtua perlu meminta bantuan dokter untuk membantu anak mereka agar makan yang lebih baik dan menjadi lebih aktif. (livescience)

(Baca juga: Fast Food Bukan Penyebab Utama Obesitas Pada Anak)