Penulis
Intisari-Online.com - Berita buruk bagi para pecinta daging. Sebuah penelitian baru yang dimuat di American Journal of Clinical Nutrition mengungkap, konsumsi daging merah mampu meningkatkan risiko kematian.Lebih lanjut penelitian tersebut menunjukkan, mengonsumsi makanan berbahan daging merah-baik daging segar maupun olahan, terkait erat dengan peningkatan risiko kematian.Untuk membuktikan hal tersebut, setidaknya peneliti Swedia telah meneliti sebanyak 74.645 responden yang terdiri dari pria dan wanita untuk mengetahui hubungan antara konsumsi daging merah dan pengurangan umur. Para peserta lantas diberikan kuesioner yang mencatat tentang kebiasaan makan, konsumsi alkohol, riwayat merokok, olahraga, hingga indikator lain seperti gaya hidup.Secara khusus, mereka juga diberikan kuesioner untuk mengetahui seberapa sering frekuensi konsumsi daging mereka. Responden kemudian diberikan daftar 96 jenis makanan berbahan daging merah, termasuk di antaranya berbentuk makanan olahan dan dicatat seberapa sering mereka mengonsumsinya dalam setahun terakhir.Selang 15 tahun kemudian, ditemukan 20 persen dari populasi atau sebanyak 16.683 orang meninggal. Hasil penelitian menunjukkan, mereka yang makan 300 gram daging merah per hari, baik olahan maupun daging segar menurunkan angka kehidupan mencapai dua tahun. Sementara, mereka yang hanya makan daging olahan, sebanyak 100 gram per hari umurnya berkurang lebih cepat sembilan bulan ketimbang mereka yang tidak makan daging olahan."Masuk akal untuk menganggap bahwa daging merah segar dan daging olahan memiliki mekanisme biologis yang berbeda. Inilah yang juga memberi efek berbeda pada proses kematian," tulis para peneliti. "Daging merah merupakan sumber yang baik dari seng dan protein yang memberi manfaat positif bagi yang mengonsumsi. Di sisi lain, daging yang telah diolah melibatkan komponen lain yang justru mengurangi manfaat tersebut."Karenanya, meski penelitian mengungkap konsumsi daging merah mampu meningkatkan risiko kematian, konsumsi daging segar saja diketahui tidak terkait dengan umur yang lebih pendek. Namun, (Womenshealth)