Find Us On Social Media :

Terapi Paliatif, Terapi Kanker yang Tidak Sekadar Memberi Obat

By Moh Habib Asyhad, Sabtu, 1 November 2014 | 06:00 WIB

Terapi Paliatif, Terapi Kanker yang Tidak Sekadar Memberi Obat

Intisari-Online.com - Selama penyembuhan kanker payudara dan kanker-kanker yang lain masih berkutata pada terapi medis. Padahal, seorang pasien kanker tidak hanya menerima terapi medis, tapi juga terapi lain. Oleh sebab itu, Yayan Kanker Indonesia membuat terobosan baru dengan mewacanakan terapi paliatif, terapi kanker yang tidak sekadar memberi obat.

Dr Karmen Yahya dari Yayasan Kanker Indonesia dalam acara “Early vs Advanced Breast Cancer (aBC)” menyebutkan, terapi paliatif merupakan terapi multidisiplin. Ia menggabungkan medis, psikologis, spiritualis, dan terapi-terapi lain. Jika kanker itu menyebar ke jantung, maka akan ada dokter jantung. Jika itu membuat stres, maka akan ada psikolog. Dan lain sebagainya.

Ide ini terinspirasi dari keinginan Veronica Basuki Tjahaja Purnama. Dari cerita istri gubernur DKI Jakarta ini diketahui bahwa dulu beberapa rumah sakit itu memiliki tiga bangunan utama. Bangunan pertama untuk kepentingan medis, bangunan kedua untuk sosial, dan bangunan ketiga untuk spiritual.

“Penderita kanker biasanya kurang pede dengan dirinya, stres, maka dari itu keluarga sangat dibutuhkan untuk menguatkan diri si pasien agar bisa menjalani hidupnya seperti yang lain. Itu dari segi sosial. Penderita juga terkadang membutuhkan kebutuhan spiritual, terlebih mereka yang tahu bahwa hidupnya tinggal hitungan hari saja,” ujar Karmen.

Sebagai implementasinya, Yayasan Kanker Indonesia—dimulai dari Jakarta—mendesak rumah sakit daerah-rumah sakit daerah untuk menyedikan minimal dua ruang untuk terapi paliatif. Mula-mula ini ditujukan buat pasien kanker payudara, tapi tidak menutup kemungkinan bisa diterapkan buat semua pasien kanker.