Punya Bentuk Serupa, Waspada Peredaran Obat Palsu

Chatarina Komala

Penulis

Punya Bentuk Serupa, Waspada Peredaran Obat Palsu

Intisari-Online.com - Punya bentuk serupa, waspada peredaran obat palsu yang bisa menjadi racun berbahaya, apalagi bila dikonsumsi tanpa resep dokter."Obat-obatan palsu dan tidak terdaftar banyak ditemukan dengan mudah di pasar Indonesia, dan menimbulkan ancaman bagi kesehatan masyarakat," ujar Parulian Simanjuntak,Direktur Eksekutif International Pharmaceutical Manufactures Group (IPMG).Pasalnya, bukan hanya membuat sakit tidak kunjung sembuh, konsumsi obat palsu juga bisa menyebabkan kematian. Lebih lanjut Parulian menjelaskan, meski kandungan zatnya tidak sama dengan obat asli,obat palsu ini bisa sangat mirip mulai dari bentuk, warna, dan kemasan obat asli."Obat palsu, labelnya tidak sesuai dengan isinya. Misalnya kandungan suatu zat harusnya 250 mg ternyata hanya 0 mg," katanya.Sayangnya, mengenali obat palsu ini pun cukup sulit jika belum pernah mengonsumsi obat yang sama sebelumnya. Namun, Parulian mengatakan, sejumlah perusahaan farmasi saat ini sedang berupaya agar masyarakat bisa mengenali perbedaan antara produksi obat palsu dan asli.Beli di apotek atau rumah sakitIPMG mengingatkan masyarakat untuk membeli obat di apotek atau rumah sakit karena berada di bawah pengawasan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Memang, Parulian menyadari, maraknya peredaran obat palsu ini juga disebabkan oleh ketersediaan petugas BPOM di seluruh Indonesia yang masih terbatas, yang pada akhirnya mengakibatkan pengawasan di sejumlah daerah kurang optimal. Selain itu, tidak ada langkah hukum yang jelas terhadap pengedar obat palsu. Pemalsuan obat juga menjadi salah satu bisnis yang menguntungkan seperti peredaran narkotika. Untuk itu, Kementerian Kesehatan, BPOM, dan pihak terkait tak boleh lengah melakukan pengawasan peredaran obat palsu.Meski begitu, Parulian mengatakan, dengan adanya asuransi kesehatan, IPMG berharap masyarakat bisa terhindar dari obat-obatan palsu. IPMG sebagai organisasi nirlaba yang beranggotakan 24 perusahaan farmasi berbasis riset di Indonesia, juga akan terus melakukan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mewaspadai peredaranobat palsu. (Dian Maharani/ Kompas)