Find Us On Social Media :

Dibanding Garam, Gula Lebih Memicu Penyakit Jantung

By K. Tatik Wardayati, Kamis, 18 Desember 2014 | 18:45 WIB

Dibanding Garam, Gula Lebih Memicu Penyakit Jantung

Intisari-Online.com – Sebuah bukti baru yang diterbitkan dalam jurnal Open Heart menunjukkan bahwa gula yang ditambahkan dalam makanan olahan berefek buruk pada tekanan darah, penyakit jantung, dan hipertensi, dibandingkan garam yang ditambahkan. Jadi, dibanding garam, gula lebih memicu penyakit jantung.

Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan faktor risiko utama dari penyakit jantung, dan ini adalah penyeb kematian mendadak di seluruh dunia. Sampai saat ini, pedoman diet lebih memfokuskan pada peran konsumsi garam sebagai penyebab tekanan darah tinggi, tetapi penelitian menunjukkan bahwa mengurangi asupan garam memiliki efek kecil pada pengendalian tekanan darah, dan asupan kurang dari 3 gram garam sehari-hari malahan lebih berbahaya dibandingkan kebaikannya. Sebaliknya, pedoman diet harusnya berfokus pada efek penambahan gula, khususnya fruktosa, demi mencegah munculnya penyakit kardiovaskular.

Makanan olahan merupakan sumber utama bukan hanya natrium, tetapi juga gula, karena yang ditambahkan ini adalah karbohidrat olahan.

Penelitian ini juga menyatakan bahwa gula lebih bermakna yang berhubungan dengan tekanan darah daripada natrium, yang besarnya lebih besar daripada efek diet itu sendiri. Para peneliti ini menyimpulkan bahwa gula, terutama fruktosa, bisa memperburuk hipertensi dan masalah jantung lainnya.  

Tingginya fruktosa ini biasanya digunakan dalam minuman soda dan makanan olahan. Diet tinggi fruktosa dikaitkan dengan profil lemak darah yang merugikan, kadar gula yang lebih tinggi, dan dua kali berisiko mengembangkan sindrom metabolik.

Dari bukti menunjukkan bahwa mereka yang diet asupan gula yang ditambahkan sama dengan, setidaknya, seperempat dari total konsumsi kalori harian. Dan ini tiga kali berisiko terkena penyakit jantung, dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi kurang dari 10 persen.

Cara paling efektif untuk mengurang asupan tambahan gula adalah membatasi minuman manis dan permen. Gula alami dalam makanan utuh seperti buah-buahan dan sayuran tidaklah mengkhawatirkan dan lebih bermanfaat bagi kesehatan.

WHO merekomendasikan asupan gula harus kurang dari 10 persen dari total asupan kalori per hari. Ini berarti asupan maksimum gula adalah 50 gram untuk orang dewasa.