Find Us On Social Media :

(Jakarta 488 Tahun) Benarkah Jakarta Lahir 22 Juni 1527?

By Moh Habib Asyhad, Senin, 22 Juni 2015 | 18:00 WIB

(Jakarta 488 Tahun) Benarkah Jakarta Lahir 22 Juni 1527?

Intisari-Online.com - Selama ini kita telah menganggap Jakarta resmi lahir 488 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 22 Juni. Tapi seberapa jauh kebenaran data yang akhirnya dijadikan tanggal resmi kelahirannya? Sejarah kerajaan dan kota-kota selalu diliputi mitos. Kekosongan data sejarah diisi dengan cerita-cerita legendaris. Hal itu juga dialami oleh Jakarta. Benarkan Jakarta lahir 22 Juni 1527? Atas dasar apa kita menyebut Jakarta lahir 488 tahun yang lalu?

Jakarta, ibu kota tertua dari semua negara-negara di Asia Tenggara, walaupun belum begitu tua jika dibandingkan dengan kota seperti Kyoto dan Thang Long atau Hanoi, umpamanya. Sejarawan Abdurrachman Suryomomihardjo mengomentari keputusan Wali Kota Jakarta Sudiro (1953 - 1958) tentang hari jadi Jakarta sebagai “kemenangan Sudiro” yang berlandasakan “kemenangan Fatahillah” yang pastinya tidak diketahui.

Pada 50-an, perdebatan tentang asal usul Jakarta memuncak dalam perang pena dua mahaguru, Dr Hussein Djajadiningrat dan Dr Soekanto. Polemik ini pun sudah menjadi sejarah yang dilupakan oleh sebagian besar penghuni Jakarta yang dibuai terus dengan karangan-karangan resmi yang menampakkan asal usul ibu kota dengan begitu gamblang.

Namun, belum begitu lama Dr. Slamet Mulyana masih berpegang pada tesis bahwa nama Ja(ya)karta diturunkan dari nama adipatinya yang ketiga, yaitu Pangeran Jawikarta, yang membela kotanya terhadap J.P Coen, pendiri Batavia (1619) namun dikalahkan saingannya dari Banten.

Di balik berbagai teori yang kurang pasti ini apa yang pasti? Apa yang terbukti? Pertama, dokumen-dokumen tertua menyebutkan suatu permukiman di mulut Ciliwung bukan dengan nama Ja(ya)karta, melainkan Sunda Calapa. Dokumen tertua yang menyebut nama ini adalah Summa Oriental karangan Tome Pires, yang memuat laporan kunjungannya dari tahun 1512 – 1515. Apakah Ma Huan, penulis laporan pelayaran armada Laksamana Cheng Ho, yang kapal-kapalnya mengunjungi Pantai Ancol pada awal abad ke-15, mengenal Chia liu-pa (atau Calapa) belum dapat dipastikan kebenarannya.