Find Us On Social Media :

Hanna Bouveng, Mendapat Kompensasi Rp240 Miliar Gara-Gara Dilecehkan Bosnya

By Moh Habib Asyhad, Rabu, 1 Juli 2015 | 16:00 WIB

Hanna Bouveng, Mendapat Kompensasi Rp240 Miliar Gara-Gara Dilecehkan Bosnya

Intisari-Online.com - Hakim Federal akhirnya memutuskan Hanna Bouveng (25) berhak mendapatkan kompensasi Rp240 miliar gara-gara dilecehkan bosnya. Sebelumnya, perempuan Swedia itu telah menggugat sang atasan atas kasus pelecehan seksual, penghianatan, dan pembuntutan.

Sejatinya, Bouveng menuntut kompensasi sebesar 850 juta dolar atau setara dengan Rp11,3 triliun. Menurut pengakuan Bouveng, atasannya yang bernama Benjamin Wey itu memaksa dirinya terlibat dalam hubungan seks dan kemudian memecatnya setelah mengetahui seorang kekasih.

Tapi para juri di pengadilan federal Manhattan hanya memutuskan untuk memberikan 2 juta dolar sebagai kompensasi ditambah 16 juta dolar sebagai hukuman atas klaim pelecehan seks, pembalasan dendam dan fitnah. Namun pengadilan menmolak tuntutan rugi terkait tuduhan penyerangan dan pemukukan.

Sebagai informasi, Hanna Bouveng yang dibesarkan di Vetlanda, Swedia. Saat bekerja di perusahaan Benjamin, ia terus mendapat paksaan untuk berhubungan badan dengan bosnya itu. Bouveng kemudian dipecat enam bulan kemudian setelah dia menolak lebih banyak hubungan seks dengan Benjamin.

Tak hanya itu, Benjamin juga berusaha memfitnah Hanna dengan mengunggah artikel di blog pribadinya yang menyebut Hanna sebagai perempuan liar dan pemeras. Demikian kuasa hukum Hanna.

Jaksa David Rattner mengatakan Wey pernah memasuki sebuah kafe di Stockholm pada April 2014 tempat Hanna bekerja beberapa bulan setelah dia dipecat dari Global Group. “Pesannya saat itu adalah di mana Hanna berada, apa pun yang dia lakukan maka dia akan menemukannya,” kata Ratner.

Benjamin Wey sejatinya sudah menikah. Lebih dari itu, ia terus membantah tuduhan mantan bawahannya itu. Tak hanya itu, Benjamin juga menggambarkan Hanna sebagai seorang oportunis yang mengaku bahwa kakeknya adalah seorang miliuner pendiri sebuah perusahaan alumunium. Kisah ini, klaim Wey, dipaparkan Hanna saat mereka bertemu pertama kali di Hamptons pada Juli 2013.

“Hanna sama sekali tak memahami masalah keuangan sebelum bekerja di perusahaan dan mulai menimba ilmu dari saya. Dia kemudian mengkhianati kemurahan hati saya dengan cara berfoya-foya yang mengakibatkan dia kesulitan untuk menggapai sukses,” tambah Benjamin.

Untuk informasi, New York Global Group adalah sebuah perusahaan investasi dan pengelola kekayaan yang berbasis di AS dan Asia. Perusahaan ini memiliki aset tak kurang dari 1 miliar dolar AS.