Kisah Haarnam Kaur, Perempuan Berjenggot Lebat dari Inggris

Moh Habib Asyhad

Penulis

Kisah Haarnam Kaur, Perempuan Berjenggot Lebat dari Inggris

Intisari-Online.com -Orang pasti kesulitan untuk mengenalnya sebagai seorang perempuan saa pertama kali bertemu, karena sekilas dia lebih mirip seorang laki-laki. Dialah Haarnam Kaur, perempuan berjenggot lebat dari Inggris. Dia sama sekali berbeda dengan perempuan pada umumnya yang kulit mukanya terbebas dari bulu-bulu. Apalagi sampai selebat milik Kaur.

Jenggot di wajah Kaur bukan untuk gaya-gayaan. Selidik punya selidik, itu adalah efek dari sindrom bernama polycyscic ovary syndrome yang diderita oleh Kaur. Sindrom ini menyebabkan ketidakseimbangan dalam tubuh Kaur. Alhasil, rambut di seluruh tubuh Kaur, tak terkecuali di area pipi dan dagu, tumbuh cepat dan lebat.

Dari cerita Kaur diketahui, hahwa ketika usianya menginjak 11 tahun, jenggotnya mulai tumbuh. Dia mulai mencukur wajahnya dua hingga tiga kali dalam seminggu, sampai-sampai dia tak sanggup lagi menahan rasa pedih akibat cukuran di wajahnya.

Lantaran kondisinya yang tak lazim, Kaur kerap dijadikan sasaran cela dan ejek oleh teman-teman sebayanya. Lebih dari itu, Kaur juga pernah mengalami depresi hingga akhirnya pernah memutuskan untuk bunuh diri, tetapi percobaan mengakhiri nyawa itu gagal.

“Di suatu titik akhirnya aku memutuskan untuk menjadi diriku sendiri. Aku memutuskan untuk menumbuhkan jenggotku dan melawan ekspetasi masyarakat mengenai tampilan wanita yang sewajarnya,” ujar Kaur. Mantap.

Kaur mengaku jika saat ini tak terbesit lagi keinginan untuk bunuh diri atau membahayakan diri sendiri. “Sekarang saya bahagia dapat hidup sebagai wanita berjenggot yang cantik. Aku sadar bahwa tubuh ini sepenuhnya milikku dan aku mensyukurinya. Aku tak memiliki tubuh lainnya untuk hidup, jadi aku harus mencintai tubuh ini tanpa batas.”

Tak lupa, ia memberi pesan kepada perempuan-perempuan lain. “Kita semua tidaklah sempurna. Saya ingin menunjukkan pada masyarakat bahwa kecantikan tidak harus terihat dalam tampilan tertentu. Kita semua begitu berbeda, kita harus merayakan keunikkan diri kita.” (Kompas.com)