Penulis
intisari-online
Intisari-Online.com -Sejak Princes (Putri) Diana Spencer menjadi isteri Pangeran Charles (1981), Kerajaan Inggris pun demi memberi jaminan keamanan keduanya, menerapkan prosedur tetap dengan cara melibatkan keduanya dalam latihan antiteror yang digelar pasukan elit Inggris, Special Air Service (SAS).
Tujuan pasukan SAS melibatkan para Putri Kerajaan dalam latihan antiteror yang digelar secara khusus, adalah jika pada kondisi tertentu para Putri Kerajaan Inggris sampai disekap oleh teroris, mereka akan terbiasa dengan cara-cara SAS melakukan aksi pembebasan sandera melalui operasi militer.
Latihan simulasi operasi pembebasan sandera yang diikuti Putri Diana bersama pasukan SAS (1983) termasuk yang paling ‘serius’, karena Diana harus terbiasa dengan suara letusan senjata dan ledakan granat cahaya.
Meskipun granat dan peluru yang digunakan SAS dalam operasi pembebasan ‘sandera Diana’ bukan merupakan amunisi asli, ledakan suara tembakan peluru dan granat cahaya tetap sangat keras.
Baca juga:Sedih dan Haru, Ini 10 Potret Pemakaman Putri Diana yang Bikin Banyak Orang Menangis
Granat cahaya biasa digunakan dalam operasi pembebasan sandera oleh pasukan khusus tujuannya adalah untuk membutakan sesaat mata penyandera sehingga bisa lebih mudah untuk dilumpuhkan.
Tapi operasi pembebasan sandera menggunakan granat cahaya juga akan membuat buta sesaat mata sandera sehingga demi menghadapi kemungkinan buruk itu, Putri Diana juga harus dibiasakan menghadapi silaunya granat cahaya.
Ketika Putri Diana sedang berlatih bersama pasukan SAS, ledakan granat cahaya ternyata menyambar rambut dan dahi Diana sehingga sempat mengalami kebakaran serta luka ringan.
Berkat cedera ringan yang dialami Putri Diana itu, pasukan SAS kemudian memberlakukan setiap Putri Kerajaan Inggris yang sedang dilatih simulasi pembebasan sandera harus menggunakan helem pengaman.
Baca juga:Cinta Terbesar Putri Diana Bukan Pangeran Charles, Tapi Justru Pria Sederhana Ini
Helem serupa kemudian dikenakan pula terhadap Kate Middleton yang 30 tahun kemudian mendapatkan pelatihan antiteror dari AS dan Meghan Markle yang mendapat pelatihan antiteror pada bulan Mei 2018.
Baca juga:Inilah Makam Putri Diana, Indah Namun Kerap Diabaikan Keluarganya Sendiri