Sadis! Di Tempat Ini Kucing Dikuliti dan Kulitnya Dibuat Jaket

Mentari DP

Penulis

Intisari-online.com - Kucing merupakan hewan peliharaan yang teramat lucu.

Bahkan di Indonesia sendiri, hewan ini sangat digemari sebagai hewan peliharaan.

Tidak heransegala bentuk penyiksaan terhadap hewan ini akan dihujat banyak orang di Indonesia.

Sebab saking begitu banyaknya orang yang mencintai hewan ini.

Baca Juga :Kisah Reuni Singa dan Tuannya yang Berpisah 7 Tahun Bikin Hati Meleleh

Namun, di China hewan ini diperlakukan dengan mengerikan. Mereka dikuliti dan bulunya di produksi ulang untuk membuat jaket.

Bahkan untuk mendapatkanya cukup mudah dan dijual secara bebas dan pasaran di pasar Tradisional Hohhot.

Pasar ini tidak hanya menjual jaket bulu kucing saja, namun banyak produk eksotis lainnya seperti kuku Harimau, tanduk Antelope, dan anak anjing.

Hanya berjarak lima jam dari kota Beijing, Hohhot jelas merupakan lingkungan yang sangat aneh, dibandingkan dengan daerah pemukiman yang dikelilingi oleh gedung pencakar langit yang umum di negara ini.

Sangatsulit bagi siapa pun untuk menemukan kucing liar berkeliaran di trotoar Hohhot.

Baca Juga :Masih Ingat Kakek 75 Tahun yang Nikahi Gadis Berusia 25 Tahun? Begini Kondisi Keduanya SekarangDan semua tanda tanya akhirnya dijawab ketika beberapa foto yang diambil di pasar Hohhot mengungkapkan realitas yang sangat menyedihkan tentang bagaimana hewan peliharaan itu 'disajikan' di sana.

Barisan kios tersebut rupanya menjual jaket dibuat dari bulu kucing dengan berbagai jenis pola dan mengisi ruang kosong di jalan Hohhot itu.

'Bulu kucing asli.Jangan sentuh jika Anda tidak berniat membelinya'.

Itulah kalimat yang diberikan oleh pedagang untuk mencegah orang merusak cat kucing di barang dagangan mereka.

Baca Juga :Jangan Dibuang, Silica Gel Punya Segudang Manfaat yang Bisa Diketahui Lewat WarnanyaWisatawan asing sulit ditemukan di kota Hohhot, jadi dengan harga lokal serendah RM 133 (Rp472 Ribu).

"Setiap tahun di China, jumlah kucing yang ditangkap, digantung, dibiarkan berdarah dan mati, atau diikat dengan kawat adalah tidak terbatas,"kata DirekturPeople for the Ethical Treatment of Animals(PETA).

"Hal itu karena bulu kucing dapat digunakan untuk menghasilkan pakaian, tetapi beberapa diekspor ke luar negeri."

Sementara pembuat kebijakan di China telah memberlakukan undang-undang yang lebih ketat tentang layanan hewan.

Hanya saja faktanya adalah bahwa mereka masih sulit untuk mengendalikan kegiatan yang tidak etis dari hewan yang terjadi di daerah pedesaan.

Bahkan di Hohhot, apa yang terjadi menunjukkan bahwa penduduk di sini cenderung menggunakan hukum mereka sendiri ketika merambah ke bisnis yang menguntungkan.

Baca Juga :Asyik Berlibur, Bocah Tak Sengaja Temukan Pedang Legendaris Excalibur Milik Raja Arthur

Artikel Terkait