Penulis
Intisari-Online.com - Lagi-lagi kekerasan terhadap anak terulang kembali.
Membuat banyak orang geram akan perbuatan mengerikan tersebut.
Seorang ibu di Kalimantan Timur tega menyakiti anaknya sendiri karena kelakuan suaminya.
Wanita ini diketahui tak terima dengan perlakuan sang suami yang telah menduakannya.
Balita laki-laki itu tampak mengeluarkan darah di hidungnya.
Balita itu menjadi pelambiasan amarah ibunya.
Entah perlakuan keji apa yang dilakukan wanita itu hingga mengakibatkan sang anak terluka seperti itu.
Ia juga merekam aksi kejinya itu dan mempostingnya di Facebook.
Ia juga bahkan meminta sang anak untuk menyuruh ayahnya pulang.
Atau kalau tidak, ia mengancam akan membunuh anaknya tersebut.
Video itu kabarnya diposting oleh sang ibu di akun Facebooknya sendiri.
Saat ini akun Facebooknya sudah dihapus, namun polisi dengan mudah bisa menemukannya karena ia memposting di akunnya sendiri.
Baca juga:Cerita Tanah Papua, Tanah Kaya akan 'Gunung Emas' Namun Justru Jadi Daerah Termiskin di Indonesia
Wanita itu pun sudah diamankan oleh pihak kepolisian, namun belum dilakukan penahanan.
Dahulu juga ada kasus serupa yang kisahnya membuat pilu banyak orang.
Ini bercerita mengenai Arie Hanggara.
Seorang anak yang lucu dan penuh impian akan masa depan nanum tewas ditangan orangtuannya sendiri.
Arie Hanggarameninggal pada 8 November 1984, usianya belum genap 8 tahun saat itu.
Bocah kecil itu tewas dianiaya ayah kandungnya sendiri.
Bahkan ibu tirinya 'mengompor-ngompori' ayah kandungnya.
Dengan dalih mendisiplinkan anak atau mungkin melampiaskan kekesalan karena frustasi jadi pengangguran, Machtino kerap menghajar Arie.
Pipi mungil sang anak kerap ditampar berkali-kali sekuat tenaga, memukulinya dengan gagang sapu, mengikat kaki dan tangan si anak kedua, disuruh berdiri jongkok sampai ratusan kali.
Kasus Ari Hanggara menjadi begitu besar karena besarnya perhatian media massa untuk mengangkat tragedi ini.
Hingga kini, kasus Arie Hanggara masih sering diangkat dan dijadikan referensi oleh media massa di indonesia.
Kisah tragisnya diangkat terutama jika ada kasus sejenis di mana anak menjadi korban kekerasan orangtuanya sendiri.
Begitu besarnya animo masyarakat, membuat kasus ini diangkat ke dalam film berjudul 'Arie Hanggara' yang diproduksi oleh PT Tobali Indah Film pada tahun 1986.
Dengan tayangnya film tersebut, diharapkan banyak orangtua yang mulai memperhatikan kehidupan anak mereka yang punya masa depan.
Kini Arie sudah tiada, semoga tidak ada lagi kekerasan serupa yang hanya akan menyisakan luka. (Intisari-Online.com/Adrie P. Saputra)