Find Us On Social Media :

Pria Cina Ini Memiliki Payudara Gara-Gara Hormon dalam Ayam Goreng?

By Moh. Habib Asyhad, Senin, 20 Juli 2015 | 19:30 WIB

Pria Cina Ini Memiliki Payudara Gara-Gara Hormon dalam Ayam Goreng?

Intisari-Online.com - Siapa yang tidak suka ayam goreng? Rasanya tidak ada, tapi akan sedikit berubah setelah membaca berita tentang pria Cina ini. Dari keterangan seorang dokter, seorang pria di Cina memiliki payudara gara-gara hormon dalam ayam goreng yang ia makan. Dadanya membesar, hal yang tidak biasa dialami oleh seorang laki-laki.

Mr Li (26), seorang lulusan perguruan tinggi di Cina, mengunjungi seorang dokter setelah melihat dadanya tumbuh tidak lazim. Setelah dilakukan pemeriksaan, sang dokter mengatakan kepadanya untuk menghentikan memakan saya ayam goreng dan menganjurkan untul lebih banyak memakan sayur dan buah-buahan.

Lebih lanjut, seperti dilaporkan En.people.cn, dokter itu menyebut kandungan hormon dalam daging itu adalah alasan utama kenapa dadanya tumbuh seperti seorang perempuan.

Ginekomastia—pembesaran jaringan payudara pada laki-laki—dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan estrogen dan tertoteron yang terjadi. Meski demikian, belum ada penelitian terkemuka yang menyebut itu terjadi karena makanan.

Tapi apakah pembesaran payudara yang dialami Mr Li benar-benar karena makanan, belum ada verifikasi lagi, selain pemberitaan tunggal dari media Cina tersebut. Untuk memastikan tafsiran tunggal itu, Metro.co.uk berkonsultasi pada seorang ahli.

 

“Ini adalah hal yang rumit, karena ini berhubungan dengan genetik juga. Estrogen dari sumber eskternal—daging misalnya—tidak akan mempengaruhi semua orang,” ujar Miguel Toribio-Mateas, ahli gizi profesional yang juga ketua British Association for Applied Nutrition and Nutritional Teraphy, kepada Metro.

Tapi, ia mempertegas, cerita akan berbeda jika daging yang dimakan itu—ketika masih berupa ayam hidup—dirawat menggunakan hormon. “Jika kita memakan daging yang sudah diobati dengan hormon pertumbuhan, misalnya, dan jika kondisi genetik kita bisa meresponnnya, maka ada kemungkinan untuk mengembangkan jaringan di tempat-tempat yang mestinya tidak memiliki jaringan yang berlebihan.”

Dia juga menjelaskan bahwa obesitas jauh lebih mungkin menyebabkan kondisi tersebut.