Find Us On Social Media :

20 Tahun Reformasi: Inilah Kisah-kisah yang Tak Diberitakan Di Balik Suasana Gedung MPR/DPR

By Ade Sulaeman, Senin, 21 Mei 2018 | 08:30 WIB

7. Ungkapan, "Nyatakan dengan bunga," benar-benar diikuti para ibu ini. Mereka berunjuk rasa dengan setangkai anggrek di tangan masing-masing. Sungguh memberi kesejukan tersendiri di tengah hiruk-pikuknya masyarakat yang berkumpul di halaman Gedung MPR/DPR.

8. Naluri bisnis Mamat Nasution (30) amat jell. Saat kata"reformasi" makin populer, ia langsung mencetak stiker dan ikat kepala bertuliskan aneka seruan seputar reformasi. Agar laris, Mamat yang pernah kerja di percetakan namun kena PHK ini memasarkan dagangannya di Gedung MPR/DPR.

Satu stiker atau ikat kepala dihargai Rp 500. "Lumayan, lo. Dalam sehari saya bisa untung Rp 100 ribu," ungkapnya dengan wajah cerah.

9. Unjuk rasa tetap berjalan, namun bagi para mahasiswi penampilan juga mesti dijaga. Karena itu, di sela kesibukan aksinya, sebagian mahasiswi juga menyisihkan waktu untuk merias wajahnya agar tetap segar.

10. Siapa pun yang berada di Gedung DPR-MPR tak perlu khawatir kelaparan dan kehausan. Pasalnya, ada sejumlah mobil keliling yang membagi-bagikan makanan, minuman, kudapan, bahkan rokok. Semuanya gratis.

Makanan juga dapat diperoleh di berbagai posko, antara lain, Posko AKUR (Aksi Kemanusiaan untuk Reformasi), Posko Alumni Trisakti. Posko Ibu Peduli, dan sebagainya. Bambang Prihadi, Komandan Logistik di Posko AKUR menjelaskan, pihaknya cuma mendistribusikan sumbangan dari masyarakat yang mengalir tiada henti.

"Ada dari lembaga, banyak juga dari perorangan. Mereka datang sendiri mengantarnya," jelas Bambang yang juga mahasiswa IAIN Syarif Hidayatullah.

11. Air mancur di halaman Gedung MPR/ DPR juga dimanfaatkan sebagian mahasiswa untuk tempat berwudu.

Baca juga: Kisah Istri Malas yang Justru akan Membuat para Suami Menangis