Find Us On Social Media :

Kesal Tomat Hanya Dihargai Rp200 per Kg, Petani Garut Membuang Tomat Hasil Panen di Pinggir Jalan

By Ade Sulaeman, Rabu, 12 Agustus 2015 | 17:00 WIB

Kesal Tomat Hanya Dihargai Rp200 per Kg, Petani Garut Membuang Tomat Hasil Panen di Pinggir Jalan

Intisari-Online.com - Seorang pengguna media sosial Facebook dengan akun Fikka Selfiana mengunggah sebuah foto tomat-tomat yang memenuhi selokan di daerah Cikajang, Garut. Dalam keterangannya, Fikka bercerita tentang petani di Garut yang membuang tomat hasil panen di pinggir jalan karena kesal tomat hanya dihargai Rp200 per kg.

Para petani tersebut, menurut cerita Fikka, semakin kesal setelah mengetahui harga tomat bisa 200 kali lipat lebih mahal ketika sudah ada di pasar swalayan.

Pilihan membuang tomat tersebut juga dirasa lebih baik dibandingkan harus menjualnya di luar Cikajang. “Ya, kalau ngejual  keluar ‘kan mesti ngeluarin biaya transportasi sedangkan harga jual cuma segitu,” Fikka mengutip obrolannya dengan petani setempat.

Berikut ini cerita lengkap Fikka tentang tomat yang dibuang tersebut:

Saat saya melewati jalan di Cikajang Garut, saya kaget qo banyak banget tomat berserakan, saya pikir udah terjadi kecelakaan truk pengangkut tomat.

Tapi tunggu ... Qo hampir di sepanjang jalan ya tomat dimana2.

Kata suami saya yang emang udah 5taun tinggal di Garut, kejadian ini emang sengaja, alias para petani sengaja membuang hasil panen nya karena ternyata harga tomat kali ini cuma di hargain 200 perak per kilo nya.

Dan tau gak? Masih di kota yang sama di sebuah supermarket, harga tomat 200x lipat harganya.

Qo dibuang sih? Yaa kl ngejual keluar kan mesti ngeluarin biaya transportasi sedangkan harga jual cuma segitu.

Gak lama dari kejadian itu, saya dikasih sekresek tomat sama tetangga saya, katanya dia juga dapet kiriman dari sodaranya yang petani tomat.

Daripada sakit hati 1 keranjang besar cuma di hargain 600 perak, mending di bagi bagiin aja itung2 amal katanya.

Beberapa komentar bermunculan. Misalnya akun Astriawati Nurhaeni yang menulis “Kemarin jg liat orang yogyakarta posting ginian,bedanya mereka akhirnya buang gitu aja d bawah pohon salak,ktanya drpd sedih jual harga gitu,mending dipake pupuk aja.”