Find Us On Social Media :

Cal Davenport, Siang Bekerja Meneliti Mayat dan Malam Menjadi Hantu Paruh Waktu

By Moh Habib Asyhad, Jumat, 28 Agustus 2015 | 18:00 WIB

Cal Davenport, Siang Bekerja Meneliti Mayat dan Malam Menjadi Hantu Paruh Waktu

Intisari-Online.com - Cal Davenport (34) menghabiskan hari-harinya meneliti mayat. Hal itu membuatnya sedikit stres. Ia membutuhkan hiburan, dan pilihan itu akhirnya jatuh pada menjadi hantu paruh waktu. Inilah cerita tentang perempuan yang ketika siang bekerja meneliti mayat dan malam menjadi hantu paruh waktu.

Untuk mewujudkan keinginannya itu, ia bergabung dengan perusahaan game 2.8 Hours Later. Itu adalah permainan yang melibatkan beberapa pemain yang mencoba untuk menyelesaikan misi sembari menghadapi segerombolan zombie alias hantu yang bersembunyi di balik bayang-bayang.

Cal mengaku telah melakukan perjalanan ke beberapa wilayah di Inggris untuk menikmati “mimpi buruk”-nya itu. Ia telah mengunjungi Manchester, Bristol, hingga Sheffield.

Cal yang dari Liverpool mengatakan, “Saya memiliki pekerjaan yang serius, dikelilingi oleh orang-orang mati. Jadi pekerjaan yang saya lakukan di malam hari adalah pelepas stres yang baik. Aku telah menakuti orang-orang. Mereka ada yang melompat ke meja, berteriak, sementara teman-temannya lari. Saya bahkan melihat orang-orang berbadan kekar menyorongkan pacarnya ke arah zombie.”

 

Beberapa orang bahkan percaya bahwa hantu-hantu itu nyata, tambah Cal.

Cal yang masih single bekerja antropolog forensik di John Moore University. Kampus itu terkenal memiliki koleksi yang begitu besar kerangka manusia. Karena pekerjaannya itu, Cal kerap dipanggil “Dr Death” atau “Bones” oleh teman-temannya.

“Kerangka-kerangka itu tidak memiliki dokumen pelengkap, jadi saya bekerja mengidentifikasi mereka dan membongkar siapa mereka,” terang Cal. Ia juga mengaku bekerja sebagai konsultan di laboratorium lain untuk menangani kasus seperti bencana dan kecelakaan massal.

 

Ia bisa mengidentifikas para korban dari potongan-potongan tubuh mereka. Kemudian, daripada menghabiskan waktu selepas dengan minuman selepas bekerja, ia lebih memilih untuk menjadi hantu paruh waktu. Bersama sekitar 50 – 60 orang, ia akan dirias menyerupai hantu, lengkap dengan darah buatan.

Meski demikian, bekerja sebagai hantu bukan pekerjaan mudah. Cal dan teman-temannya harus memiliki fisik yang sehat, juga vokal yang prima. Cal sendiri sudah menjadi hantu paruh waktu selama dua tahun.

“Saya mendengar permainan ini sejak 2013 ketika saya dan teman saya tengah membicarakan tema pesta yang akan ia laksanakan. Ketika kami mencari ide-ide secara online, saya membaca ada tawaran untuk menjadi hantu satu malam.” Selain pekerjaan, Cal juga mendapat kesenangan baru.

Tapi tenang saja, “Kami semua adalah orang-orang yang ramah—bahkan ketika kami berpakaian seperti hantu,” tutupnya.