Find Us On Social Media :

Rustam Meninggal Dunia Setelah 22 Hari Bermain Game Online Tanpa Henti

By Moh Habib Asyhad, Jumat, 4 September 2015 | 11:00 WIB

Rustam Meninggal Dunia Setelah 22 Hari Bermain Game Online Tanpa Henti

Intisari-Online.com - Segala sesuatu yang berlebihan, ujungnya tidak baik juga. Itulah yang dialami oleh Rustam, pemuda Rusia berusia 17 tahun yang meninggal dunia setelah 22 hari bermain game online nyaris tanpa henti. Pakar kesehatan menyebut, tubuhnya kemungkinan mengalami pembekuan darah yang berujung pada kematian, karena terlalu lama duduk.

Sejak mengalami patah kaki, Rustam harus terus berada di rumah. Supaya tidak bosan, Rustam memilih game online sebagai media untuk menghilangkan suntuk. Ia memainkan Defence of the Ancienst nyaris tanpa henti, kecuali untuk makan dan tidur.

Lama kelamaan, Rustam mulai kecanduan. Dalam kurun setengah tahun terakhir, penyelidikan menemukan bahwa Rustam setidaknya telah bermain game selama 2.000 jam. Dalam sehari, ia rata-rata bermain selama 6,5 jam.

Dan puncaknya, ketika ia bermain game nyaris 22 hari tanpa henti yang berujung pada kematiannya.

Kepada BlokNot, orangtua Rustam mengatakan, biasanya mereka mendengar jemari Rustam menekan tombol-tombol pada keyboard komputernya. Tapi suara itu menghilang pada 30 Agustus lalu. Tak ada suara sama sekali, setelah mereka membuka kamar Rustam, diketahui bahwa anaknya itu sudah tidak bergerak.

 

Sontak, mereka langsung melaporkan kejadian ini ke rumah sakit terdekat. Tak lama setelah tiba di rumah sakit, Rustam dikabarkan telah meninggal. “Dalam 22 hari terakhir, korban diduga bermain game nyaris tanpa henti. Dia berhenti hanya untuk tidur sejenak dan menyantap kudapan,” terang juru bicara kepolisian Uchaly, Svetlana Abramova.

Dari pemaparan seorang pakar kesehatan bernama Azat Hafizov, Rustam disebut mengalami apa yang biasa dialami oleh penumpang pesawat terbang jarak jauh yang harus duduk berjam-jam. “Tubuhnya kemungkinan mengalami pembekuan darah yang berujung kematian. Kasus pembekuan darah terjadi pada separuh orang yang mengalami patah tulang,” ujar Azat.