Penulis
Intisari-Online.com -Menggunakan jasa lumba-lumba untuk membantu proses kehamilan apakah itu ide yang tepat? Baru-baru ini seorang perencana kependudukan Hawai, Dorina Rosin, melahirkan di laut dengan dikelilingi beberapa ekor lumba-lumba. Bahkan proses kelahiran itu telah ditayangkan oleh sebuah stasiun televisi swasta di Inggris.
Suatu ketika Rosin dan suaminya pergi sebuah pusat penyembuhan spiritual di Hawaii. Laporan Metro menyebutkan bahwa pusat penyembuhan itu konon percaya bahwa lumba-lumba akan memberi pengalaman melahirkan yang lebih menarik.
Meskipun pasangan itu memilih bungkam tapi para pakar lumba-lumba mengatakan bahwa mereka tidak kaget jika Rosin benar-benar melahirkan di laut—dengan “bantuan” lumba-lumba. “Saya pikir selalu ada kemungkinan seseorang melalukan itu,” ujar Hardy Jones, direktu eksekutif kelompok konservasi laut Blue Voice, kepada HuffPost. “Ada orang yang memiliki jenis keyakinan bahwa memiliki anak dengan lumba-lumba adalah ide yang baik.”
Jones, bagaimana pun juga, sangat akrab dengan kehidupan laut di sekitar Hawaii. Dan menurutnya, itu adalah bukan tempat teraman untuk melahirkan.
“Ada hiu macan di sana, hiu martil. Ada juga hiu putih Hawaii,” ia menambahkan. “Jika seorang perempuan akan melahirkan, dia otomatis akan mengeluarkan banyak darah. Hiu sangat tertarik dengan darah… Ini berbahaya bagi ibu, untuk para petugas, untuk bayi, dan itu berbahaya bagi lumba-lumba.”
Pseudoscience
Lebih dari itu, tidak semua orang sepakat bahwa lumba-lumba selalu jinak. Lori Morino, pendiri dan direktur Kimmela Center, kelompok advokasi binatang yang fokus pada penelitian ilmiah, menekankan bahwa lumba-lumba adalah binatang liar yang memiliki sifat tak terduga. “Lumba-lumba tetaplah binatang liar, dan gagasan bahwa mereka peduli terhadap janin yang belum lahir dan ingin membantunya terlahir adalah tidak masuk akal,” sergahnya.
Bahkan, maksud baik lumba-lumba untuk menolong si ibu bisa secara tidak sengaja justru akan menyakiti si ibu—bahkan bayi yang baru lahir. “Ini situasi yang benar-benar tidak wajar, dan untuk menempatkan bayi yang baru lahir dalam situasi yang benar-benar tidak bertanggung jawab,” tambah Morino.
Sementara itu, apa bahaya bagi lumba-lumba? Hewan-hewan itu tetaplah makhluk liar, sehingga isu-isu etis semisal program “berenang bersama lumba-lumba”—di mana lumba-lumba bisa mengalami stres dan trauma—tidak bisa dilakukan.
“Inilah yang disebut pseudoscience,” kata Morino tegas. Menurutnya, program-program tersebut dilakukan seseorang atau sekelompok hanya untuk mengumpulkan pundi-pundi uang. Sementara bagi hewan, ini sangat mengerikan.