Find Us On Social Media :

Faizul Hasan Quadri, Membangun Replika Taj Mahal di Kebunnya untuk Menghormati Mendiang Istrinya

By Moh Habib Asyhad, Rabu, 16 September 2015 | 13:30 WIB

Faizul Hasan Quadri, Membangun Replika Taj Mahal di Kebunnya untuk Menghormati Mendiang Istrinya

Intisari-Online.com - Seorang pensiunan berusia 80 tahun bernama Faizul Hasan Quadri membangun replika Taj Mahal di kebunnya untuk menghormati mendiang istrinya. Apa yang dilakukan Faizul mengingatkan kita dengan kisah Taj Mahal yang sebenarnya.

Untuk membuat replika tersebut, Faizul menghabiskan biaya sebesar 110 ribu poundsterling (sekitar Rp2,4 miliar)—hampir semua tabungannya semasa hidup.

Dibutuhkan waktu sekitar tiga tahun untuk membangun miniatur bangunan ikonik tersebut. Faizul membangun Taj Mahal “KW” itu di kebunnya di desa Kasen Kalan, di negara bagian Utar Pradesh, India bagian utara.

Faizul memutuskan membangun bangunan ini setelah istri tercintanya, Tajamulli, yang menemaninya selama 53 tahun, meninggal dunia karena kanker tenggorokan. Karena tidak dikaruniai anak dan merasa tidak ada yang meneruskan namanya, Faizul memutuskan untuk mengikuti jejak Kaisah Mughal Shah Jahan, yang menciptakan Taj Mahal sebagai monumen cinta untuk istrinya pada 1632.

Setelah tiga tahun proses pembuatan, Faizul kini menghadapi masalah keuangan untuk membangun hadiah istimewa tersebut. “Awalnya, saya menjual sebidang tanah seharga 60 ribu poundsterling, emas dan perak milik istri saya seharga 15 ribu poundsterling dan menyuruh seorang tukang batu lokal untuk membangunnya,” terang Faizul.

 

Itu belum cukup, “Karena saya harus mendapatkan marmer untuk menghias monumen juga untuk membuat sebuah taman yang hijau nan subur di sekitarnya, sepertinya saya membutuhkan biaya sekitar 70 ribu poundsterling lagi.”

Miniatur Taj Mahal itu dibangun atas tanah Faizul. Untuk memperindah suasana, Faizul juga menanam beberapa pohon, juga membuat sebuah kolam di belakang bangunan. “Tapi kini pembangunan agak terhenti karena biaya marmer yang cukup tinggi,” Faizul sedikit menggerutu.

Sejumlah orang telah mencoba untuk menawarkan bantuan keuanganan kepadanya tapi dia menolak. Dia bersikukuh bahwa ini adalah impian pribadinya kepada istrinya dan oleh sebab itu harus dikerjakan dengan kemampuannya sendiri.

 

Tak hanya orang-orang sekitar, Faizul bahkan mendapat tawaran bantuan dari pemerintah negara bagian. Tapi lagi-lagi orang tua bijakasana itu menolak dan tidak mau meropatkan pemerintah.

“Saya lebih suka meminta kepada pemerintah untuk memberi sekolah di desa saya status diakui,” kata Faizul. Monumen itu sendiri saat ini sudah menjadi pembicaraan warga sekitar desa Faizul.

Orang-orang berduyun-duyun datang ke tempat tersebut untuk melihat monumen yang belum jadi sepenuhnya itu. Faizul sendiri mengaku senang, dia berharap orang-orang yang datang mengingatnya laiknya mereka mengingat sejarah Taj Mahal yang di Agra.

Jika bangunan itu sudah jadi, Faizul berkeinginan untuk menguburkan istrinya di dekat bangunan tersebut. “Saya juga akan mati suatu saat nanti. Tapi saya ingin melihat bangunan ini selesai sepenuhnya sebelum saya mati.”